Senin 13 May 2013 06:42 WIB

Singapura Buka Penyelidikan Kematian Ilmuwan AS

Red: Mansyur Faqih
Rick dan Mary Todd, orang tua ilmuwan AS Shane Todd
Foto: AFP
Rick dan Mary Todd, orang tua ilmuwan AS Shane Todd

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Singapura akan membuka penyelidikan atas kematian ilmuwan Amerika Serikat (AS). Pihak keluarga meyakini, Shane Todd dibunuh karena praktik spionase sebuah proyek teknologi tinggi untuk sebuah perusahaan Cina.  

Lebih dari 60 saksi potensial didaftar untuk mengambil bagian dari pemeriksaan koroner Todd yang ditemukan tergantung pada Juni 2012 di apartemennya di Singapura. Kala itu, ia tengah bersiap untuk kembali ke AS.

Orang tua Todd, Rick dan Mary Todd, meragukan hasil otopsi Singapura yang menyatakannya melakukan bunuh diri. Mereka menyatakan, puteranya merasa ketakutan selama hidupnya dan tak meninggalkan komputer yang menghubungkan kantornya dengan Huawei. 

Huawei Technologies, perusahaan telekomunikasi Cina, dipandang sebagai ancaman keamanan oleh Washington. Perusahaan Todd bekerja, Institute of Microelectronics (IME), pun menyangkal telah bekerja sama di semua proyek yang melibatkan ilmuwan tersebut.   

"Kami percaya kalau putera kami dibunuh. Kami tahu itu," ujar Mary Todd kepada AFP.

Di bawah hukum Singapura, penyelidikan koroner merupakan proses pencarian fakta untuk menentukan penyebab kematian bunuh diri dan dugaan kematian tidak wajar lainnya. Hasilnya kemudian digabung dengan temuan pihak kepolisian. 

Kasus ini mencuat ketika Financial Times membuat laporan mengenai keterlibatan Todd dalam sebuah proyek yang menggunakan galium nitrida (GaN). Ini merupakan bahan semikonduktor yang biasa digunakan untuk radar dan satelit komunikasi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement