Senin 13 May 2013 20:19 WIB

Nuh: Kabalitbang Kemendikbud Mundur

Rep: Esthi Maharani/ Red: Fernan Rahadi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh
Foto: ISTIMEWA
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh sudah menyampaikan hasil investigasi Ujian Nasional (UN) SMA dan sederajat yang dilakukan Inspektorat Jenderal Kemendikbud kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Tak hanya itu, ia pun sudah menyampaikan secara resmi pengunduran diri Kabag Litbang Kemendikbud. Dalam laporan lisannya, ia mendapatkan arahan dari Presiden agar menyampaikan hasil investigasi kepada publik.

“Arahan presiden agar sampaikan kepada publik hasil investigasi. Termasuk hari ini disampaikan secara resmi surat pengunduran diri dari Kabag Litbang Kemendikbud sebagai tanggung jawab moral,” katanya, Senin (13/4).

Ia mengatakan pengunduran diri tersebut wajib dilaporkan kepada presiden karena Kabag Litbang Kemendikbud menduduki posisi eselon I. Sebab, untuk eselon I, yang mengangkat dan memberhentikan ada presiden.

“Selama proses ini masih dalam perjalanan, masih diputuskan beliau bekerja seperti biasa,” katanya.

Menurutnya, pengunduran diri tersebut sama dengan sanksi moral yang bisa diberikan. Jika dalam perkembangannya ada pihak lain yang bersalah seperti eselon II atau pejabat lainnya, tetap akan diberikan sanksi sesuai rekomendasi dari inspektorat. Namun, kelanjutkan pemberian sanksi tersebut belum akan direalisasi karena proses investigasi masih berlanjut.

Dari tiga sisi yang diinvestigasi Kemendikbud, sisi pengadaan yang belum selesai sehingga prosesnya masih dilakukan. Ia juga menolak memberikan sanksi dalam waktu dekat karena saat ini merupakan masa evaluasi pasca-UN.

“Sekarang masa sibuk-sibuknya untuk mengevaluasi. Untuk pemindai, diterjemahkan dalam nilai-nilai. Kita tidak ingin pekerjaan terganggu. Kita tunggu pekerjaan ini selesai baru urusan sanksi kita lakukan,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement