Selasa 14 May 2013 21:16 WIB

BPPD Jabar Targetkan Transaksi 24,9 Juta Dolar dari Jabar Travel

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Djibril Muhammad
Gedung Sate Bandung
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Gedung Sate Bandung

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Jawa Barat, menargetkan transaksi sebesar 24,9 juta dolar Amerika dari Jawa Barat Travel Exchange (JTX) tahun ini. Target tersebut, meningkat sebesar 8 persen dari 2012 lalu.

Menurut Direktur Eksekutif BPPD Jawa Barat Hilwan Saleh, JTX 2012 transaksinya mencapai 22 juta dolar Amerika. Yakni, dihadiri 140 tour operator atau buyer dan membawa 30 wisatawan per-bulan dengan kunjungan selama tiga hari. Mereka, berbelanja sebanyak 150 dolar Amerika per harinya.

Untuk JTX 2013, kata dia, ditargetkan transaksinya mencapai 24,9 juta dolar Amerika. Rinciannya, 120 buyer, 35 wisatawan perbulan dan belanja 165 dolar per-hari.

"Jadi, kami targetkan transaksi untuk JTX 2013 sebesar Rp 204 miliar karena para buyer merupakan buyer produktif," ujar Hilwan usai acara Pembukaan JTX ke 15, Senin malam (13/5).

Menurut Hilwan, penyelenggaraan JTX tahun ini dipusatkan di Grand Royal Panghegar (GRP) Bandung. Sebanyak 80 perusahaan pariwisata, akan memberikan penawaran destinasi wisata di Jabar kepada sekitar 120 calon pembeli dari dalam dan luar negeri.

Negara yang menghadiri JTX 2013 tersebut, kata dia, antara lain Cina, Saudi Arabia, Australia, Thailand, Singapura, Jepang, Malaysia, Filipina, India, Belanda, dan Vietnam.

Sedangkan peserta domestik, menurut Hilwan, berasal dari Balikpapan, Pekanbaru, Banjarmasin, Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Batam, Pontianak, Manado, Medan, Banyuwangi, Solo, Malang, Tasikmalaya, Depok, Bekasi, Bogor, dan Bandung.

Hilwan mengatakan, kawasan objek wisata seperti Ciwidey milik Perhutani akan menjadi bagian dari objek wisata unggulan Jabar. Dari sekitar 700-an objek wisata yang ada di Jabar, hanya 73 saja yang layak dijual.

"Bukan berarti yang lain tidak potensial. Tapi infrastruktur menuju objek wisata ke sana masih menjadi kendala," katanya.

Untuk menginventarisir objek wisata yang layak jual, Hilwan mengaku, tidak bisa jalan sendiri. Karena harus melibatkan Asita, PHRI dan Pemda setempat. "Selain inventarisir, kami juga harus menyusun profil wisatawan asing. Karena wisatawan Asean dan Eropa itu sangat berbeda," katanya.

Wisatawan Asean, kata dia, lebih menyenangi belanja, sementara Eropa lebih ke pemandangan alam. Ke depan, produk wisata yang akan diminati wisatawan mancanegara tidak lagi bisa mengandalkan yang sifatnya hanya melihat pesona pemandangan alam. Namun, harus lebih mengutamakan produk wisata yang bisa memberikan kenangan lebih mendalam.

"Semacam petualangan, tracking, hiking yang melibatkan wisatawan dan ini merupakan tantangan yang membutuhkan kreativitas pelaku usaha bidang kepariwisataan," kata Hilwan.

Tahun ini, kata dia, BPPD akan memfokuskan wisatawan asing ke wilayah Bandung Raya untuk mengejar target lama menginap turis. Tahun lalu, BPPD lebih fokus mengenalkan objek wisata lain. Sementara, Kota Bandung sendiri terlupakan.

"Nanti akan diarahkan ke objek wisata air panas, perkebunan teh dan wisata belanja," katanya.

Pada 2013, menurut Hilwan, BPPD berharap kunjungan wisatawan asing bisa naik 10 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 700 ribu orang. Ia berharap pembenahan infrastruktur segera diatasi agar destinasi wisata wisatawan asing banyak pilihan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement