Selasa 14 May 2013 20:41 WIB

Transaksi Triliunan Rupiah, Polisi Berpangkat Aiptu Diperiksa

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: A.Syalaby Ichsan
Transaksi Mencurigakan (Ilustrasi)
Foto: eupm.org
Transaksi Mencurigakan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang anggota Polres Sorong, Papua, Ajun Inspektur Polisi Satu  (Aiptu) LS, diperiksa karena memiliki rekening mencurigakan.

LS  terendus memiliki perputaran dana yang tak wajar dalam aktifitas transaksinya lewat bank.  Ditengarai, selama kurun waktu lima tahun sejak 2007-2012, LS total melakukan transaksi dengan nilai aliran dana sebesar Rp 1,5 triliun.

Jumlah yang fantastis itu lantas menuai kecurigaan setelah  Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengumpulkan transaksi dan menganalisis aliran transaksi LS.   Polda Papua yang menerima laporan lantas melakukan pemeriksaan pada kondisi keuangan anggotanya.

Aliran dana yang tak wajar ini kemudian diurai dan dicek asal muasalnya mengingat LS yang hanya berpangkat Aiptu tak wajar memiliki uang sedemikian banyak di saldo tabungannya.  

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Papua Kombes Pol Setyo Budiyanto menyampaikan, LS sudah diperiksa terkait kepemilikan rekening yang saat ini diduga mencapai Rp 900 miliar. “Sudah ditarik (diusut) oleh Polda Papua. Kini dalam tahap pengembangan,” kata dia Selasa (14/5).  

Setyo berujar,  LS diketahui sebagai polisi yang merangkap sebagai pebisnis. Harta yang ia miliki pun diduga berasal dari usahanya di dunia bisnis. Namun, bisnis yang dilakukan oleh LS  ditengarai merupakan praktik haram.

LS diduga melakukan penyelundupan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dijual ke pabrik-pabrik.   Uang yang mencapai ratusan miliar itu pun dikatakan Setyo sedang terus dalam tahap penyelidikan. Tetapi, hasil sementara dari pemeriksaan menurutnya masih belum bisa disebutkan.

”Yang jelas dia sudah kami panggil dan periksa, tentu ada prosesnya baik pada rekening dan usahanya,” kata dia.   Di Jakarta, Mabes Polri sebagai induk kepolisian mengaku belum mengetahui persoalan rekening gendut milik salahsatu anggotanya di Polda Papua itu.

”Kami belum tahu. Nanti kami cek siapa-siapanya, kalau iya, nanti itu menjadi tanggung jawab Polda-nya yang mengusut hingga tunta,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Boy Rafli Amar di kantornya Jl. Trunojoyo Jakarta Selatan Selasa (14/5).   

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement