Kamis 16 May 2013 11:21 WIB

Ormas Sayap PKB Bedah Film Sang Kyai

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Hazliansyah
Tokoh NU Salahuddin Wahid atau Gus Solah (dua dari kiri) bersama sutradara Rako Prijanto (kiri) dan para pemain film Sang Kyai Christine Hakim (dua dari kanan) dan Ikra Negara (kanan) berbicara perihal film Sang Kyai pada konfrensi pers dan syukuran film t
Foto: Antara Foto
Tokoh NU Salahuddin Wahid atau Gus Solah (dua dari kiri) bersama sutradara Rako Prijanto (kiri) dan para pemain film Sang Kyai Christine Hakim (dua dari kanan) dan Ikra Negara (kanan) berbicara perihal film Sang Kyai pada konfrensi pers dan syukuran film t

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ormas sayap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Dewan Koordinasi Nasional Gerakan pemuda Kebangkitan Bangsa (DKN GARDA BANGSA) akan menyelenggarakan road show bedah film Sang Kiai bertajuk "Behind the Scene Film Hadratussyaikh Sang Kiai" di sejumlah kampus. 

Diskusi perdana akan diadakan hari ini di auditorium Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama Rektor UIN, Komarrudin Hidayat.

"Kami ingin membangkitkan semangat nasionalisme kaum muda," kata Ketua DKN Garda Bangsa, Hanif Dhakiri kepada wartawan, Kamis (16/5) di Jakarta.

Hanif mengatakan, film Sang Kiai merupakan film sejarah yang penting bagi generasi muda. Film ini menceritakan perjuangan tokoh nasional NU, KH. Hasyim Asy'ari menegakkan NKRI. Bagi Garda Bangsa, KH Hasyim Asy’ari adalah peletak dasar semangat kebangsaan.

Hasyim Asy'ari berperan besar dalam mendorong semangat perlawanan rakyat Indonesia pada 10 November 1945. Sang Kiai membangkitkan semangat juang melalui fatwa resolusi jihad mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

"Tanpa peristiwa resolusi jihad, tidak akan pernah ada Negara Kesatuan republik Indonesia", ujar Hanif.

Hanif mengatakan film Sang Kiai juga menceritakan kiprah Hasyim Asy'ari dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Bersama KH Bisri Syamsuri, KH Wahab Hasbullah, dan ulama-ulama besar lainnya Hasyim mendirikan sebuah organisasi Jam’iyah Nahdlatul Ulama (kebangkitan ulama) pada 31 Januari 1926 di Jombang, Jawa Timur.

"Saatnya Indonesia menjadi bangsa besar yang menghargai jasa para pahlawannya," katanya.

Diskusi film Sang Kiai menghadirkan para pemeran utama dan pembuat film antara lain: Sunil G Samtani (Eksekutif Produser), Rako Prijanto (Sutradara), Ikranegara (pemeran Sang Kiai) dan Dayat Simbaia (aktor).

Garda Bangsa rencananya juga akan mengadakan nonton bareng film Sang Kiai di 31 jaringan bioskop XXI se-Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement