REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Mantan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit Samad Rianto mengatakan ia pernah mengajak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk memerangi korupsi di Indonesia. Apa isi pembicaraan antara Bibit dan SBY tersebut?
"Saya pernah mengajak Presiden SBY untuk mendeklarasikan antikorupsi, tapi SBY hanya tersenyum saja jawabannya," kata Bibit ketika menjawab pertanyaan peserta diskusi Gelar Semangat PNPM Mandiri antikorupsi dan toleransi nol terhadap korupsi di Tabek Indah, Lampung Selatan, Kamis (16/5).
Hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham) Denny Indrajaya, aktivis antikorupsi Indonesia Corruption Watch (ICW), Febri Diansyah, dan Deputi Koordinatsi Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kemenko Kesra, Sujana Royat.
Dalam kesempatan yang sama, Febri Diansyah dari ICW mengatakan tidak menjadi ukuran bila tingginya tingkat penangkapan koruptor dan penyitaan aset koruptor dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat di Tanah Air. "Yang terpenting itu masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya lagi yang tidak jelas ketika berurusan dengan pemerintah," ujarnya.
Sementara itu, Wamenkumham, Denny Indrayana, menegaskan pihaknya tetap melakukan upaya pemberantasan korupsi di tubuh Kemenkumham. Namun, ia tidak menampik masih banyak yang belum diperbuat dalam pemberantasan korupsi.
"Serba salah. Kita menggiatkan program antikorupsi (tapi) dibilang pencitraan. Itulah tantangan, tidak ada kata berhenti dalam memerangi korupsi," kata Denny.