Kamis 16 May 2013 23:02 WIB

Tahun Ini, Jabar Tak Peroleh Bantuan Revitalisasi Tambak

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Djibril Muhammad
SEORANG warga membersihkan udang windu usai panen di sekitar tambak udang desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat.
Foto: ANTARA/Dhedez Anggara
SEORANG warga membersihkan udang windu usai panen di sekitar tambak udang desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Pada tahun ini, Provinsi Jawa Barat tidak mendapat bantuan revitalisasi tambak udang dan ikan. Sebab, wilayah ini sudah mendapat bantuan pada 2012 kemarin.

Sementara tambak yang mendapat revitalisasi ini, seluas 800 hektare yang tersebar di empat daerah. Yakni, Subang, Karawang, Indramayu serta Cirebon. 800 hektare itu, diperuntukan bagi tambak udang vaname dan ikan bandeng.

"Jadi, untuk tahun ini giliran provinsi lain yang mendapatkan bantuannya," ujar kepala bidang perikanan budidaya dinas kelautan dan perikanan (DKP) Provinsi Jawa Barat, Hery Gunawadi, kepada Republika, Kamis (16/5).

Sebenarnya, potensi perikanan budidaya di Jabar ini sangat tinggi. Akan tetapi, potensi itu belum tergali maksimal. sebab, banyaknya sejumlah kendala. Salah satunya, tambak yang tak produktif.

Melihat kondisi ini, pusat berupaya untuk meningkatkan kembali hasil produksi budidaya perikanan itu. Makanya, pada 2012 lalu digulirkan program revitalisasi tambak untuk Jabar. Sasaran utamanya, yakni tambak udang dan bandeng yang tersebar di wilayah pantai utara.

Ada empat daerah yang mendapatkan bantuan revitalisasi ini. Masing-masing, Karawang 67 hektare, Subang 350 hektare, Indramayu 160 hektare, dan Cirebon 241 hektare. Alasan Subang yang paling banyak mendapatkan bantuan revitalisasi, dilihat dari potensinya serta kerusakan tambaknya.

"Subang ini, potensinya tinggi tapi tambak yang rusaknya juga banyak," katanya menjelaskan.

Meskipun masih banyak tambak yang perlu direvitalisasi, lanjut dia, namun tahun ini Jabar tidak mendapatkan bantuan itu. Sebab, bantuannya diberikan untuk provinsi lain. Seperti, Jateng dan Sulsel.

Bantuan ini, peruntukannya juga berbeda-beda. Kalau di Jabar, peruntukannya guna menggenjot hasil produksi udang dan bandeng. Sedangkan di daerah lain, bantuan itu salah satunya untuk peningkatan produksi rumput laut.

Terkait dengan tambak yang telah direvitalisasi, sambung dia, sampai saat ini hasilnya belum maksimal. Dengan kata lain, hasil produksi udang dan bandeng ini masih belum sesuai target.

Pemerintah menargetkan tambak udang yang telah direvitalisasi, hasil produksinya harus menembus 10 ton per hektare untuk setiap kali panen. "Tapi, sampai sekarang dalam sehektare hasil produksi udang vaname ini masih di bawah 10 ton," ujar dia.

Sementara itu, kondisi memprihatinkan terjadi pada 427 hektare tambak udang di Kecamatan Legon Kulon. Ratusan hektare tambak itu, kini tidak produktif. Penyebabnya, akibat kerusakan pantai yang diterjang abrasi. Akibat kondisi itu, pembudidaya tambak kehilangan mata pencaharian. Bahkan, mereka harus beralih profesi.

"Banyak yang memilih jadi buruh tani atau tengkulak ikan," ujar Komarudin, staff kasis kesos Kecamatan Legon Kulon.

Komarudin menyebutkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menggiatkan kembali budidaya tambak itu. Termasuk, mengusulkannya ke pusat. Namun, hingga kini belum ada tanggapan apapun mengenai penanganan tambak yang tak produktif itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement