REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) Djohar Arifin menyayangkan terjadinya aksi penyegelan kantor PSSI sejak Selasa (14/5) lalu.
Apalagi, kejadian itu dilakukan oleh perwakilan 14 pengurus provinsi (Pengprov) PSSI yang dibekukan dan dua anggota komite eksekutif PSSI yang diskors Bob Hippy dan Sihar Sitorus.
"Saya kecewa seharusnya mereka menggunakan cara atau prosedur organisasi, bukan pakai cara seperti preman. Dalam sepak bola sangat menunjung tinggi cara-cara fair play," kata Djohar saat ditemui di kantor PSSI, Jakarta, Jumat (17/5).
Aksi penyegelan itu sendiri dilakukan sebagai bentuk kekecewaan setelah kantor PSSI dikunci dari dalam. Hal ini membuat perwakilan 14 pengprov yang dibekukan dan dua anggota komite eksekutif yang diskors Sihar dan Bob tidak bisa masuk ke dalam kantor PSSI.
Hingga saat ini, kantor PSSI sendiri masih tertutup. Pintu PSSI nampak digembok. Djohar menjelaskan aksi penutupan ini memang masih dilakukan.
''Kami belum mau membuka karena masih menunggu arahan dari kepolisian,'' ujar Djohar.