REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemberontak di Suriah dilaporkan telah merebut kendali empat desa Etnik Alawi yang sepi di provinsi tengah Hama. Demikian laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia pada Sabtu waktu setempat.
Presiden Suriah, Bashar Al Assad, berasal dari masyarakat Alawi yang merupakan cabang dari Islam Syiah. Sedangkan, pemberontak Suriah didominasi Muslim Sunni.
"Pada Akhir Jumat malam, para pemberontak mengambil kontrol penuh Tlaissiyeh, Zoghbe, Shaata dan Balil setelah penarikan tentara sesudah beberapa pekan pertempuran," kata Observatorium. "Warga meninggalkan desa pada awal pertempuran.''
Di tempat lain, Observatorium melaporkan operasi penangkapan di pusat Damaskus. Pasukan Bashar Al Assad dilaporkan menembakkan artileri di lokasi Provinsi Damaskus, yang melukai beberapa orang.
Di Kabupaten Yabrud di utara ibukota, media pemerintah mengumumkan bahwa tentara telah menghancurkan fasilitas pabrik pembuat bom. Mereka mengklaim telah menewaskan teroris dari negara-negara Saudi, Tunisia, Libya dan Afghanistan.
Pemerintah Suriah dan media propemerintah menggunakan istilah 'teroris' untuk merujuk kepada semua orang yang terlibat dalam pemberontakan.
Data Observatorium mencatat kekerasan di seluruh negeri pada Jumat menewaskan 116 orang. Jumlah tersebut terdiri atas 47 pemberontak, 44 warga sipil dan 25 tentara.