REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Presiden Bashar al-Assad dalam wawancara dengan suratkabar Argentina mengatakan menyambut prakarsa perdamaian Amerika Serikat-Rusia untuk menghentikan perang saudara Suriah, tapi tidak punya rencana mundur.
"Mundur berarti melarikan diri," katanya kepada suratkabar "Clarin" ketika menjawab pertanyaan apakah ia akan mempertimbangkan undur diri seperti yang diserukan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry.
"Saya tidak tahu apakah Kerry atau siapa pun menerima kekuasaan dari rakyat Suriah untuk berbicara atas nama mereka tentang siapa yang harus pergi dan siapa yang harus tinggal. Itu akan diputuskan rakyat Suriah dalam pemilihan presiden tahun 2014."
Bashar mengemukakan kepada Clarin dan kantor berita Argentina Telam dalam satu wawancara yang panjang di Damaskus di mana ia juga membantah bahwa pemerintahnya menggunakan senjata-senjata kimia terhadap penduduk sipil.
Pernyataannya muncul di tengah-tengah satu usaha bersama AS dan Rusia untuk menyelenggarakan satu konferensi perdamaian di Jenewa yang mengikutsertakan para anggota pemerintah dan pemberontak yang berusaha menggulingkan Bashar.
"Kami telah menerima dengan baik pendekatan AS-Rusia dan kami mengharapkan akan ada satu konferensi internasional untuk membantu Suriah mengatasi krisis itu," kata surat kabar Clarin mengutip pernyataan Bashar.