REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Diskrimasi yang ditujukan kepada warga muslim meningkat di dunia. Berdasarkan laporan Departemen Luar Negeri AS menyatakan sentimen anti-Islam meningkat di Eropa dan Asia pada 2012.
Warga Muslim menghadapi pembatasan baru di Belgia. Negara tersebut melarang muslim menutupi wajah mereka dengan burka di ruang kelas. Laporan itu juga mengungkapkan keprihatinan pada pembatasan jilbab di sekolah-sekolah di Mangalore, India.
BBC melaporkan kekerasan di Myanmar juga disoroti dalam laporan tersebut. Warga Muslim Rohingya didiskriminasi dan menjadi sasaran kekerasan berkelanjutan. Laporan tersebut juga menyoroti minoritas Islam di negara-negara mayoritas Muslim.
Kekerasan meningkat terhadap warga Syiah dan Muslim Ahmadi di Pakistan. Diskriminasi juga dirasakan warga muslim non-Sunni di Arab Saudi dan Bahrain. Penangkapan dan pelecehan terhadap Muslim Sunni di Iran juga dilaporkan.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan, tingkat kemurtadan sering digunakan untuk menindas perbedaan pendapat dan membuat dendam pribadi.
Laporan tersebut mengutip contoh seorang gadis kristen cacat mental dipenjara selama lebih dari satu bulan di Pakistan atas tuduhan penghujatan. Dia dibebaskan di tengah kecaman domestik dan internasional.
Kerry mengatakan catatan Amerika tentang diskriminasi agama juga tidak sempurna. Namun, dia mengatakan kebebasan beragama merupakan nilai universal. "Saya berpendapat semua negara, khususnya yang diidentifikasi dalam laporan ini untuk bertindak sekarang memberi perlindungan kebebasan fundamental ini," ujarnya.