Selasa 21 May 2013 19:25 WIB

Wamenhan: OPM Bermanuver, Kita Tak Perlu Panik

Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin
Foto: Blogspot
Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), Sjafrie Sjamsoeddin, mengimbau agar masyarakat Indonesia tak perlu gelisah dan panik dengan keberadaan Kantor Perwakilan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Oxford, Inggris, beberapa waktu lalu.

"Memang ada manuver OPM di luar negara kita, tetapi manuver itu menjadi perhatian kita. Namun, kita tidak perlu gelisah dan panik dengan hal itu," kata Wamenhan di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta, Selasa (21/5). Kendati demikian, pihaknya telah menyerahkan sepenuhnya dengan institusi intelijen yang ada untuk melakukan pemantauan terhadap gerak-gerik OPM di Inggris.

"Republik ini selalu siap terhadap fenomena yang ada. Yang penting tetap waspada terhadap fenomena tersebut, dalam hal ini intelijen," ujarnya. Perkembangan gerak-gerik OPM di Inggris sejauh ini, datar-datar saja. Tapi jangan menurunkan kwaspadaan, dan tidak terlena, dan terus melakukan intelijen, ucap Sjafrie.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan pemerintah Indonesia melalui perwakilan di Inggris terus memantau kegiatan OPM pascamendirikan kantor perwakilannya di Oxford, Inggris. "Pemerintah Indonesia mengerahkan kedutaan besar dan perwakilan atase pertahanan untuk melakukannya. Apakah cuma 'show off' saja atau memang ada kegiatan," kata Purnomo beberapa waktu lalu.

Ia menduga OPM hanya ingin menunjukkan identitas dan eksistensinya di mata internasional. Pembukaan kantor OPM itu bukan hal yang mengejutkan, karena sejak lama sekelompok OPM memang sudah ada di Inggris. Utamanya, kata dia, adalah saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan kenegaraan di Inggris, Presiden dihadang unjuk rasa soal Papua yang ingin merdeka.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement