REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekitar 40 persen siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat (KBB) putus sekolah. ''Hanya 60 sampai 70 persen yang melanjutkan ke SMA,'' ujar Kepala Bidang SMA/SMK Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) KBB, Imam Santosa, Selasa (21/5).
Imam mengatakan, penyebab putus sekolah bermacam-macam. Namun, rata-rata karena alasan ekonomi. Menurutnya, biaya pendidikan dari SD hingga SMP gratis, sedangkan SMA dipungut biaya. Karena itu, pihaknya merancang supaya SMA gratis, sehingga mengurangi angka putus sekolah. Untuk itu, dia mengaku sedang menghitung berapa subsidi yang harus dikeluarkan untuk menggratiskan biaya pendidikan siswa SMA.
Sementara itu, setiap tahunnya KBB meluluskan sekitar 16 ribu siswa SMP. Menurut Imam, jumlah tersebut telah tertampung dengan jumlah sekolah yang ada. Untuk sekolah negeri dan swasta, dia mengatakan, daya tampung 46 SMA yang ada mencapai enam sampai tujuh ribu siswa, 78 SMK mampu menampung delapan ribu siswa, dan 40 MA dapat menampung dua ribu siswa.
Kepala Bidang SMP Disdikpora KBB, Asep Setia Permana, mengatakan lulusan SMP sekitar 16 ribu siswa dan dari MI sebanyak lima ribu orang, sehingga total terdapat 21 ribu lulusan tingkat SMP di KBB. Sementara itu, dia mengatakan Angka Partisipasi Kasar (APK) di jenjang SMA/SMK masih minim.
Asep mengatakan, 9.000 lulusan SMP di KBB terserap dengan jumlah sekolah tingkat atas yang ada. Sisanya, belajar ke luar kota, masuk ke pesantren, dan terdapat yang tidak melanjutkan sekolah. Menurutnya, sebanyak 3.000 siswa sekolah di luar kota, seperti Cimahi dan Bandung, seribu orang ke pesantren, dan tidak melanjutkan sekolah sekitar 4.000 siswa.