REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amerika Serikat mengakui kesalahan pesawat militer Dornier seri 328 miliknya yang melintasi wilayah udara zona terbang Indonesia dan mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh.
"Kesalahan mendaratnya pesawat itu ada di pihak kami," kata Duta Besar AS untuk Indonesia Scot Marciel saat mendampingi Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman bertemu sejumlah mahasiswa di Pusat Kebudayaan Amerika di Jakarta, Selasa.
Pesawat itu berangkat dari Maladewa menuju Singapura tapi terpaksa mendarat di kawasan Indonesia karena mengalami kekurangan bahan bakar pada Senin (21/5) pukul 14.00 WIB.
Marciel menerangkan awak pesawat Dornier 328 semula menduga jika izin terbang di kawasan Indonesia masih berlaku tapi kenyataannya telah kedaluwarsa.
Pesawat militer itu sejatinya dalam perjalanan dari Maladewa menuju Singapura, namun di tengah perjalanan bahan bakar pesawat menipis dan terpaksa mendarat darurat di teritorial Indonesia.
Sementara itu, Komandan Pangkalan TNI AU Sultan Iskandar Muda Kolonel Pnb Supri Abu di Aceh Besar mengatakan pesawat militer AS itu melintasi wilayah udara Indonesia dan terlacak radar saat berada di udara Lhokseumawe. "Kami tidak perlu susah-susah menerbangkan pesawat kami untuk menggiring mereka mendarat. Karena mereka sendiri yang meminta izin kami supaya bisa mendarat di bandara Sultan Iskandar Muda," kata dia.
Dia mengatakan setiap pesawat militer luar negeri yang melintas di kawasan udara Indonesia harus memiliki dua izin, yakni dari kementerian luar negeri dan Mabes TNI, namun pesawat militer AS tersebut tidak memiliki kedua izin tersebut.
Pesawat Dornier 328 bernomor lambung lambung 13075 itu ditumpangi lima awak yang terdiri dari tiga orang militer dan dua sipil