REPUBLIKA.CO.ID, SERANG-- Pemerintah Provinsi Banten terus berupaya menekan laju pertumbuhan penduduk. Salah satu cara yakni mengoptimalkan sosialisasi penggunaan alat kontrasepsi modern yang disediakan pemerintah secara gratis.
"Memang ada alat kontrasepsi atau alkon tradisional yang sudah sejak dulu digunakan masyarakat, tapi kita terus menyampaikan imbauan agar warga memiliki penggunaan alkon modern," kata Kepala Bidang Pelatihan dan Pengembangan Perwakilan BKKBN Provinsi Banten Heri Heryadi, belum lama ini.
Menurut dia, cukup banyak pilihan alkon modern yang ditawarkan pemerintah dan bisa diperoleh secara gratis. Alkon terseut di antaranya jenis suntik, IUD, pil, implant (susuk), kondom, medis operasi pria (MOP) atau vasektomi pria dan MOW (vasektomi wanita).
Ia juga menjelaskan, pihaknya terus menyampaikan imbauan agar kalangan pasangan usia subur (PUS) yang tersebar di delapan kabupaten/kota di Provinsi Banten, dan telah memiliki dua orang anak, untuk ikut program keluarga berencana (KB) dengan menggunakan alkon modern tersebut.
Selama ini, kata dia, pemerintah Provinsi Banten berhasil menekan laju pertumbuhan penduduk sehingga setiap tahun terus berkurang.
Pada 2011, kata dia, laju pertumbuhan penduduk di wilayah provinsi tersebut 2,6 persen, namun pada 2012 berkurang menjadi 2,5 persen.
"Tahun 2014, kita menargetkan bisa menekan laju pertumbuhan penduduk hanya 2,3 persen, dan itu sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Provinsi Banten," ujarnya.
Heri menyatakan optimistis terget tersebut dapat direalisasikan sepanjang ada dukungan dari pemerintah kabupaten/kota dan dinas/instansi yang ada di Provinsi Banten.
Selama ini, kata dia, telah dijalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam melaksanakan program KB dan sosialisasi penggunaan alkon modern, di antaranya dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), TNI, Polri, organisasi perempuan, organisasi kemasyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Menurut dia, jumlah penduduk Provinsi Banten tahun ini diperkirakan mencapai di atas 12 juta jiwa, sedangkan hasil sensus penduduk tahun 2010 mencapai 10 juta jiwa.