REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Freeport Indonesia akan memberikan santunan dan beasiswa kepada anak-anak karyawan pelatihan yang meninggal pada peristiwa longsor di Big Gossan, Mimika, Papua.
Menteri ESDM Jero Wacik mengungkapkan, seluruh anak korban yang meninggal dan luka berat yang jumlahnya mencapai 24 orang akan diberi beasiswa hingga sarjana.
"Anak-anak dari korban Freeport sebanyak 20 anak dari korban meninggal dan empat orang dari korban luka berat mendapatkan beasiswa hingga sarjana," kata Jero dalam konferensi pers terkait longsor tambang bawah tanah Freeport di Gedung Kementerian ESDM, Rabu (22/5).
Freeport telah menemukan seluruh korban meninggal yang tertimbun di tambang Big Gossan, Selasa (21/5) malam. Sebanyak 28 orang korban ditemukan meninggal dan 10 selamat.
Jero mengungkapkan, Freeport telah berkomitmen untuk menanggung seluruh biaya pengobatan korban yang selamat dan pemakaman bagi korban meninggal. Freeport juga telah berkomitmen untuk menanggung seluruh biaya perjalanan keluarga korban longsor.
"Tindakannya adalah makamkan yang meninggal sebaik-baiknya dengan biaya freeport," kata Jero.
Dari 28 korban meninggal, 15 orang di antaranya sudah menikah. Dari 15 orang ini total anak yang dimiliki sebanyak 20 orang. Sedangkan dari 10 korban luka berat jumlah seluruh anak yang dimiliki adalah empat anak.
Jero menambahkan bagi keluarga korban meninggal diberi prioritas pertama untuk masuk menjadi karyawan Freeport.
Untuk santunan, lanjutnya, Freeport telah melakukan analisis sendiri dalam menentukan besaran. Freeport telah menghitung nilainya sesuai dengan undang-undang Ketenagakerjaan. "Ada yang mendapat santunan mencapai Rp 1 miliar," kata Jero.