REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Evakuasi korban runtuhnya fasilitas training Big Gossan selesai Selasa (21/5) malam ketika korban terakhir ditemukan pada pukul 21.00 Waktu Indonesia Timur.
Sebanyak 28 orang ditemukan meninggal dan 10 orang selamat. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero wacik mengungkapkan training yang dilaksanakan sejak 13 Mei 2013 tersebut seharusnya diikuti oleh 40 orang karyawan.
"Dua orang belum hadir ketika peristiwa terjadi pada pukul 07.45 WIT," kata Jero pada konferensi pers terkait runtuhnya fasilitas training di tambang Big Gossan, Rabu (22/5).
Pelatihan yang diikuti oleh 40 orang ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan secara berkala. Materi pelatihan tentang keselamatan kerja. Di hari pertama seluruh peserta lengkap. Namun di hari kedua pada 14 Mei 2013 dua peserta belum masuk ke dalam tambang ketika pelatihan dimulai.
Ketika peristiwa terjadi, lima orang pekerja berhasil menyelamatkan diri. Lima pekerja lain juga berhasil diselamatkan, meskipun sempat tertimbun dan terjepit reruntuhan. Sisanya yang berjumlah 28 orang tertimbun bebatuan.
Proses evakuasi 28 pekerja cukup sulit. Pasalnya medan yang harus ditempuh pun berat. Ruang kelas yang longsor ditimbun 500 ton batu sehingga tim evakuasi harus menggunakan bor untuk membuka akses.
Evakuasi harus dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menghindari longsor kedua yang akan membahayakan tim penyelamat.
Dari total peserta yang mengikuti pelatihan, terdapat 25 orang diantaranya merupakan pekerja asli dari Papua. Sisanya berasal dari daerah non-Papua seperti Maluku, NTT, Sulawesi, Kalimantan, Sumatra, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Dua orang yang selamat sebelum kejadian merupakan orang Papua.
Per hari ini 20 orang korban meninggal sudah dimakamkan di daerah masing-masing. Sisanya sedang dalam perjalanan ke kampung halaman untuk dimakamkan.
Sebanyak 10 orang korban selamat, lima diantaranya dirawat di RS Tembagapura dan sudah diperbolehkan pulang. Sedangkan sisanya dirawat di RS Bintaro. "Empat orang sudah stabil sedangkan satu orang belum sadar," kata Jero.