REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Masjid Salman merupakan masjid yang berada di tengah-tengah kampus ITB. Namun, kiprahnya tak hanya untuk membantu para mahasiswa, melainkan lebih luas lagi, ke seluruh umat muslim di sekitarnya.
Masjid ini merupakan masjid kampus pertama di Indonesia. Dengan ciri khas bangunan tanpa kubah dan tiang di ruang utamanya. Selama lima puluh tahun berkiprah, masjid ini banyak melakukan beragam kegiatan yang bermanfaat, di samping melakukan pembinaan spritual bagi mahasiswa ITB.
Panitia milad emas masjid salman, Mamat Arohman, mengatakan selama ini ada tiga hal utama yang menjadi fokus kegiatan yang dilakukan masjid Salman. “Pembinaan spiritual mahasiswa, pendidikan, dan pelayanan bagi masyarakat,” ujarnya, kepada ROL.
Bagi yang pernah mengunjungi masjid ini, merasakan aura yang berbeda dari masjid atau gedung lainnya. Aura teduh, nyaman, dan syahdu, membuat jamaah yang datang pun betah melakukan ibadah disini.
Tak hanya sebagai tempat ibadah, masjid ini pun banyak melakukan kegiatan untuk memberikan manfaat bagi umat muslim lainnya. Dalam bidang pendidikan, masjid ini banyak melakukan kegiata pelatihan dan peningkatan kompetensi bagi guru dan siswa.
Pengembangan mutu guru dilakukan melalui teacher motivation forum dan training pengembangan diri untuk guru. Meningkatkan kompetensi dilakukan melalui pelatihan pendalaman dan kreativitas pembelajaran matematika, sains, bahasa inggris, pelatihan pendidikan lingkungan hidup, komputer dan teknologi informasi, dan pelatihan bagi guru TK, RA, PAUD, serta guru agama islam alquran, sains, dan spiritual kreatif. “Kami fokus untuk membantu guru-guru yang mengajar di sekolah bagi kalangan menengah ke bawah,” katanya.
Selain kompetensi pokok, para guru yang dibina oleh masjid Salman juga diberikan pelatihan tambahan lain. Antara lain pelatihan pengembangan kurikulum, model-model pembelajaran, contextual teaching learning, quantum teaching, pembelajaran yang menyenangkan, memuaskan, dan membekas, sistem evaluasi dan penilaian, penulisan karya ilmiah, penelitian tindakan kelas, dan psikologi pendidikan. “Kami juga membentuk komunitas guru kreatif dan klub guru Jawa Barat,” ujar Mamat yang banyak berkecimpung dalam kegiatan pendidikan yang diselenggarakan oleh Masjid Salman ITB.
Kepada para siswa, Masjid Salman juga melakukan program pembinaan siswa seperti persiapan mengikuti seleksi perguruan tinggi negeri dengan metode SMART (Super motivation and active learning training), persiapan ujian nasional, persiapan olimpiade sains, dan membentuk student motivation forum. “Kami juga pergi ke sekolah-sekolah untuk mengajar saintika, yaitu sains matematika kreatif,” paparnya.
Tak hanya guru dan siswa yang dibina oleh masjid ini. Mamat memaparkan sekolah-sekolah untuk masyarakat menengah ke bawah membutuhkan sentuhan pembinaan masjid ini. Diantaranya dengan melakukan pelatihan manajemen sekolah, konsultan pendidikan dan pendampingan sekolah, dan studi kebijakan pendidikan. Sumber dan media belajar juga dikembangkan, dalam hal penyusunan buku, media belajar kreatif sederhana, multimedia pendidikan, mengembangkan perpustakaan pendidikan, dan mobile laboratory.