Kamis 23 May 2013 11:21 WIB

Terus Merugi, Ford Tutup Pabrik di Australia

Ford
Ford

REPUBLIKA.CO.ID,  SYDNEY -- Ford Motor Co menyatakan akan menutup dua pabriknya di Australia menyusul kerugian yang dialami selama dua tahun berturut-turut. Perusahaan tersebut akan mengakhiri produksi di negeri Kangguru ini pada 2016 di tengah melejitnya biaya produksi dan penurunan penjualan.

Tutupnya pabrikan mobil amerika Serikat ini akan membuat lebih dari 1.200 pekerja kehilangan pekerjaan. Dengan demikian Ford hanya akan menjadi brand impor di Australia. Padahal Ford sudah membuat mobil di benua ini sekal 1925 dan menjadi pabrikan mobil ketiga terbesar.

"Kami mengerti imbas yang akan kami terima dengan keputusan ini. Namun kami sudah meninjau seluruh kemungkinan bisnis dan tidak memiliki alternatif lain," ujar Presiden Ford Australia Bob Graziano, seperti dilansir Reuters, Kamis (23/5).

Perdana Menteri Australia Jullia Gillard mengakui saat ini manufaktur negara tersebut juga sedang meradang. Kekuatan dolar Australia mendorong penurunan manufaktur Australia dan hal ini membuat lingkungan manufaktur menjadi lebih berat.

Pengumuman penutupan pabrik di Australia ini juga diikuti oleh pengumuman laporan tahunan yang menunjukkan kerugian senilai 141 juta dolar Australia. Kerugian ini menyusul kerugian tahun buku 2011 sebesar 290 juta dolar Australia. Secara total kerugian Ford selama lima tahun terakhir mencapai 600 juta dolar Australia.

Graziano mengungkapkan pengurangan permintaan terjadap mobil besar dan tingginya harga produksi di Australia telah meninggalkan operasi manufaktur menjaidak kompetitif. Harga produksi Ford di Australia lebih tinggi dua kali lipat bila dibandingkan dengan ongkos produksi di Eropa. Bahkan harga ini lebih tinggi empat kali lipat lebih mahal dari di Asia.

"Manufaktur tidak lagi layak bagi Ford untuk jangka panjang," ujar Graziano. Sekitar 1.500 pegawai, termasuk dealer, akan terus bekerja untuk perusahaan tersebut hingga Ford menutup pabriknya pada 2016.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement