Kamis 23 May 2013 11:58 WIB

PKS Keluar dari Setgab? Demokrat: SBY Tak Akan Terguncang

Rep: Ira Sasmita/ Red: Citra Listya Rini
Kantor DPP PKS
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Kantor DPP PKS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat tidak mempermasalahkan jika Partai Keadilan Sejahtera (PKS) keluar dari koalisi sekretariat gabungan (Setgab). Demokrat menyatakan bila PKS memang merasa tidak cocok, keluar dari kolisi dinilai jalan paling baik.

"Kalau sudah enggak cocok suami istri aja bercerai. Artinya, kalau sudah merasa tidak nyaman, ya enggak apa-apa kalau keluar," kata Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Nurhayati Ali Assegaf di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (23/5).

Nurhayati meyakini pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak akan terguncang. Bila ditinggalkan anggota koalisi setgab tertentu. Dengan dukungan penuh dari Partai Demokrat dan anggota koalisi lainnnya, menurut dia sisa pemerintah SBY akan berjalan dengan lancar.

"Pemerintah SBY ini ada atau tidak ada partai itu Insya Allah akan tetap sukses," ujar Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini.

Nurhayati melihat apa yang sedang dialami PKS tak luput dari perhatian masyarakat. Dia mengkritisi cara PKS dalam menangani persoalan yang sedang melanda partai berideologi Islam itu. 

Menurut Nurhayati, ketika menghadapi masalah dibutuhkan kedewasaan berpolitik. Yakni kedewasaan dalam menyikapi hal-hal yang terjadi di parpol. Apalagi dalam tahun politik sekarang, segala dinamika politik bisa saja terjadi.

Nurhayati menambahkan, jika memang PKS keluar dari kolaisi, SBY masih memiliki banyak sumber daya manusia mumpuni untuk menggantikan menteri-menteri dari PKS di kabinet.

"Pak SBY juga punya banyak orang yan lebih baik. Makanya enggak boleh sombong, jangan merasa paling baik," kata dia. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement