REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Satu sumber militer Suriah membantah laporan media bahwa gerilyawan telah menyerbu penjara pusat di Kota Aleppo di bagian utara negeri itu. Militer mengatakan gerilyawan hanya membom penjara itu dengan mortir.
''Pemboman itu menewaskan sejumlah tahanan,'' katanya.
Sumber tersebut, yang pernyataannya disiarkan oleh stasiun TV pada Kamis (23/5), mengatakan pelaku teror takkan bisa menyerbu penjara itu. Banyak tahanan juga cedera selama serangan mortir gerilyawan.
Gerilyawan yang mendapat dukungan Barat itu telah berusaha selama satu bulan belakangan untuk menyerbu penjara. Mereka melakukannya guna membebaskan rekan mereka.
Sementara itu, Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia menyatakan tujuh orang tewas di Masaken Hanano, Aleppo, pada Kamis. ''Ketujuhnya teweas akibat pemboman di wilayah tersebut,'' demikian laporan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi.
Observatorium yang berpusat di Inggris itu juga melaporkan kerusuhan di beberapa daerah Aleppo dan tempat lain di negara yang dirongrong kerusuhan tersebut.
Krisis 26-bulan di Suriah itu telah merenggut lebih dari 70.000 jiwa dan membuat ratusan ribu orang lagi menjadi pengungsi di dalam negeri mereka dan negara tetangga. Demikian data PBB baru-baru ini.