REPUBLIKA.CO.ID, KENDAL -- Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, melanjutkan kunjungan kerjanya ke Kendal dan Demak, Jawa Tengah, Jumat (24/5). Dalam kunjungannya ke Pasar Boja, Kendal, Gita didampingi Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo.
Dalam kunjungannya, Gita mengatakan para pedagang tidak perlu mengkhawatirkan adanya pasar modern. Pasalnya, perkembangan pasar-pasar modern sudah dibatasi jumlahnya.
"Nggak usah khawatir tentang penjamuran pasar-pasar modern karena keberadaannya sudah dibatasi jumlahnya, tidak boleh melebihi jumlah tertentu dan kita akan memonitor dan koordinasi dengan pemda agar pasar tradisional keberadaannya lebih terasa," katanya dalam meresmikan pasar Boja, Kendal, Jumat (24/5).
Gita mengatakan revitalisasi pasar tradisional, seperti pasar Boja di Kendal dan pasar Bintoro di Demak dilakukan untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok.
Selain itu, revitalisasi juga dilakukan untuk meningkatkan citra dan daya saing pasar tradisional dalam menghadapi pertumbuhan toko modern. Menurut dia, revitalisasi juga dapat memberikan hasil yang positif terhadap peningkatan omset transaksi.
"Hasil evaluasi terhadap kinerja 10 pasar percontohan yang dibangun tahun 2011 menunjukan adanya peningkatan omset transaksi sebesar 33 persen hingga 85 persen dibandingkan sebelum revitalisasi," kata Gita menambahkan.
Revitalisasi Pasar Bojo yang dilakukan setelah mengalami kebakaran pada 2007 lalu, diharapkan dapat menstimulasi perekonomian masyarakat di Kabupaten Kendal.
Selain itu, pasar tersebut juga dijadikan sebagai pasar percontohan Kementerian Perdagangan karena lokasinya yang strategis di kawasan perdagangan di pusat kota dan mudah diakses wilayah sekitarnta seperti Kota Semarang, Kabupateng Temanggung, dan Kabupaten Batang.
Kementerian Perdagangan telah merevitalisasi sebanyak 447 unit pasar tradisional yang terdiri dari 53 unit pasar percontohan dan 394 unit pasar non percotohan sejak 2011-2013.
Sementara sebanyak 28 unit pasar tradisional tersebut berada di Provinsi Jawa Tengah dengan anggaran sebesar Rp 180 miliar atau 9,12 persen dari total anggaran.
"Jumlah anggaran tahun ini untuk revitalisasi seluruh pasar tradisional lebih tinggi dari tahun lalu, yakni sebesar Rp 1,2 triliun. Tahun lalu sebesar Rp 600 miliar," katanya.
Revitalisasi Pasar Boja sendiri menelan biaya sebesar Rp 4 miliar di area seluas 27 ribu meter persegi. Pembangunan tersebut dilakukan untuk membangun 313 unit toko kios, 420 unit los, delapan toilet, tempat ibadah musholla, dan juga pemasangan empat unit CCTV.
Bupati Kendal, Widya Kandi Susanti, mengatakan revitalisasi pasar dapat menyejahterakan masyarakat Boja dan Kendal.