REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK--Manajemen Rumah Sakit Bangkok, Thailand akan mengembangkan diri menjadi rumah sakit rujukan regional. Selain itu, mereka juga ingin membidik pasien Muslim lebih banyak lagi.
Untuk memenuhi harapan itu, rumah sakit modern ini akan memperluas jaringan pasar turis medis ke-13 wilayah, terutama Brunei Darussalam, Malaysia, dan Indonesia.
Menurut Deputi Direktur RS Bangkok, Dr Nithiwat Gijsriurai, selain penanganan medis dan promosi kesehatan, layanan pijat tradisional Thailand, layanan kecantikan, dan alternatif pengobatan herbal juga akan kian gencar dilakukan.
"Kami memang mengincar lebih banyak pasien Muslim," kata Nithiwat kemarin (24/5). RS ini secara khusus memiliki Pusat Kesehatan Arab.
Di Pusat Kesehatan Arab ini, suasana/lingkungan dibuat sesuai dengan kebiasaan di wilayah negara-negara Arab. Ada ruang tunggu pasien yang terbuat dari kain bercorak Arab dan berbentuk tenda.
Tempat duduk ruang tunggu ini dalam tenda ini berkeliling segi empat dan amat rendah, sehingga yang duduk nyaris seperti bersila. Ruang shalat juga ada di sini. Semua papan petunjuk juga dilengkapi dengan bahasa Arab.
Tenaga paramedis berkerudung pun biasa dijumpai. Warga keturunan Arab (Timur Tengah) memang terlihat lalu-lalang di kawasan Pusat Kesehatan Arab ini.
"Kami menyediakan penerjemah bahasa Arab dan kebetulan ada pula dokter kami yang lulusan Mesir," ujar Nithiwat. Pada saat-saat tertentu, ada pula acara doa bersama untuk kesembuhan pasien.
Pemerintah Thailand amat mendukung target rumah sakit ini. Dukungan itu antara lain berupa penggratisan perpanjangan visa dari 30 hari menjadi 90 hari bagi enam negara Timur Tengah: Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.