REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL--Kelompok oposisi utama Suriah, Jumat (24/5), menyatakan mereka menunggu isyarat itikad baik dari Pemerintah Suriah. Hal itu perlu untuk menyelenggarakan pembicaraan di Istanbul, Turki, guna membahas konferensi internasional mendatang di Jenewa.
"Kami ingin menghentikan pertumpahan darah, jadi sangat penting untuk memiliki isyarat itikad baik dari kedua pihak," kata Juru Bicara Koalisi Nasional Suriah (SNC) Khaled Saleh dalam taklimat setelah hari kedua pertemuan dewan tersebut.
"Kami ingin membuat kepastian bahwa ketika kami memasuki perundingan ini, pertumpahan darah di Suriah akan berhenti," kata juru bicara SNC itu.
Saleh juga mengatakan mereka memerlukan perincian dan penjelasan lebih lanjut tentang agenda pembicaraan, dan yang terpenting ialah undangan langsung dari PBB sebelum mereka mengambil keputusan mengenai apakah akan menghadiri Pembicaraan Jenewa Kedua.
Sementara itu, ia menuduh pasukan Pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad "menggunakan senjata kimia" di Kota Kecil Adra di Suriah sebelum pembicaraan Jenewa, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi.
Saleh mengatakan, "Saya harus mengingatkan bahwa rezim kemarin menggunakan senjata kimia di Adra. Ada lima orang di antara kami tewas dan 50 lagi cedera."
SNC dijadwalkan mengumumkan keputusannya mengenai Pembicaraan Jenewa Kedua pada Sabtu.