Ahad 26 May 2013 12:46 WIB
Rep: Agung Sasongko/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA--Populasi Muslim di Eropa terus meningkat. Kenaikan ini juga dialami Yunani.
Sensus tahun 2006 menyebutkan bahwa dari total penduduk Yunani yang mencapai 10 juta jiwa, sekitar dua juta jiwa merupakan kaum imigran. Sebagian besar dari para imigran tersebut adalah Muslim.
Seperti dikutip Wikipedia, secara keseluruhan penduduk Muslim di Yunani berasal dari latar belakang etnis, bahasa, dan sosial yang berbeda. Mereka berasal dari etnis Turki, Pomaks, Roma, dan Muslim Yunani yang memeluk Islam, terutama pada abad ke-17 dan 18 Masehi.
Populasi Muslim Yunani sempat menurut drastis setelah diadakan perjanjian antara Turki-Yunani selepas keruntuhan Utsmani. Perlahan tapi pasti, populasi Muslim Yunani beranjak naik. Kenaikan populasi ini dikarenakan derasnya arus imigran asal Palestina. Mereka tiba pada 1970-an di wilayah utama Yunani, yaitu Athena dan Thessaloniki.
Namun sayang, kenaikan populasi Muslim Yunani tidak dibarengi dengan pertambahan jumlah masjid. Minimnya pembangunan ini dikarenakan izin tak kunjung diberikan. Padahal, Konstitusi Yunani menjamin kebebasan mutlak dalam beragama. Konstitusi tersebut juga menyatakan bahwa setiap orang yang tinggal di wilayah Yunani akan menikmati perlindungan penuh akan kepercayaan mereka.
Diskriminasi yang dilakukan pemerintah Yunani sebenarnya merupakan bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Demikian prediksi Kepala Persatuan Muslim Yunani, Naim El-Gadour. Kemarahan dan ketidakpuasan yang dirasakan masyarakat Muslim Yunani dipicu oleh janji-janji berulang yang diberikan pemerintah untuk membangun masjid dan pemakaman khusus Muslim.
Meski demikian, hambatan itu tidak menyurutkan semangat Muslim Yunani untuk beribadah. Mereka pun melaksanakan shalat di ruang yang tidak layak seperti bekas gudang atau bekas pabrik.