Ahad 26 May 2013 16:03 WIB

Polisi Perancis Buru Pria Penusuk Tentara di Paris

Rep: Fuji Pratiwi (c20)/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Prancis, Francois Hollande
Foto: REUTERS
Presiden Prancis, Francois Hollande

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kepolisisan Perancis sedang terus memburu pria yang menyerang seorang tentara, Sabtu (25/5) malam waktu setempat. Tentara itu bersama kedua temannya sedang berpatroli di pusat bisnis La Defense. Petugas Pengamanan Privat, Cedric Cordier, dibekuk dari belakang dan ditikam di bagian leher menggunakan pisau.

Pada penyerangan Sabtu malam di Paris, Pfc Codier sedang berpatroli bersama teman-temannya dari 4e Regiment de Chasseurs de Gap dan polisi metro La Defense dan stasiun kereta. Ia dibekuk dari belakang dan ditikam di leher dengan sebilah pisau.  

Penyerang tidak berkata apapun dan langsung kabur di keramaian area belanja sebelum dua tentara lainnya menghampiri Codier. Petugas patroli umumnya dipersenjatai senjata otomatis.

Pejabat Senior Kepolisian Perancis mengatakan korban kehilangan banyak darah. Beruntung korban dapat diselamatkan dan masih berada dalam perawatan di rumah sakit angkatan bersenjata Percy.

‘’Serangan dadakan itu memiliki elemen yang dapat membuat orang menduga adanya keterkaitan dengan kejadian serupa di London,’’ kata Menteri Dalam Negeri Perancis, Manuel Valls. Namun Valls mengajak semua pihak untuk berhati-hati.

Presiden Hollande juga merespon kejadian ini secara hati-hati saat ia mengujungi Ethiopia. ‘’Saya tidak merasa adanya keterkaitan dua kasus yang terjadi belakangan ini. Kami juga masih belum mengetahui persis kejadian (di Paris) dan belum mengetahui juga identitas pelaku. Namun kami sedang menggali segala kemungkinan,’’ kata Hollande.

Polisi Perancis terus memburu pria berjanggut dari Afrika Utara berusia sekitar 30 tahun. Pria itu mengenakan juga berwarna terang yang disebut djellaba.

Menurut informasi seorang petugas, pelaku penyerangan terpantau kamera keamanan dan terlihat melepaskan jubahnya dan berganti menggunakan pakaian orang biasa.

Perancis kini berada dalam keadaan darurat setelah adanya acancaman dari sayap al-Qaeda di Afrika Utara. Kelompok itu terlibat dalam intervensi di Mali. Ancaman itu lah yang membuah sekitar 450 tentara dipatrolikan di wilayah metro dan stasiun kereta serta wilayah rawan lainnya di Paris, seperti di Plan Vigipirate.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Perancis, Jean Yves Le Drian, mengatakan Cordier telah menjadi target karena profesinya. Tapi Presiden Perancis, Francois Hollande, menolak mengaitkan kejadian itu dengan jaringan yang melakukan penikaman tentara Inggris, Rabu (22/5) lalu.

sumber : BBC
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement