REPUBLIKA.CO.ID,DUSHANBE -- Pemerintah Tajikistan memamerkan negaranya sebagai tujuan investasi menjanjikan bagi praktik perbankan dan leasing syariah. Tajikistan pun memperkuat hubungan ekonomi dengan negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk menarik para investor.
Belum lama ini, Bank Pembangunan Islam (IDB) menggelar pertemuan tahunan ke-38 di ibu kota Tajikistan, Dushanbe. Forum yang digelar cabang IDB, Perusahaan Pembangunan Islam untuk Sektor Swasta (ICD) ini bekerja sama dengan kelompok bisnis yang berhubungan dengan investasi Tajikistan, Thiqah.
CEO ICD, Khaled forum-Al Aboodi mengatakan pertemuan tersebut merupakan kesempatan unik bagi investor, pelaku bisnis dan pembuat kebijakan dalam membangun jaringan bisnis baik dari perwakilan terkemuka negara lain ataupun dari komunitas bisnis lokal. "Kita bisa mengeksplorasi banyaknya investasi dan kemungkinan perdagangan yang Tajikistan tawarkan," ujarnya seperti dikutip dari Live Trading News, Ahad (26/5).
Seorang ekonom, Shayne Heffernan mengatakan Tajikistan adalah pasar negara berkembang yang paling menjanjikan. "Forum ini bisa membuka jaringan lembaga keuangan syariah Tajikistan, bank-bank syariah dan perusahaan leasing (Ijarah) untuk membahas faktor kunci dalam memperkuat lembaga mereka dan memastikan stabilitas industri jangka panjang," katanya.
Pertemuan ini memberikan kesempatan bagi peserta membahas kerjasama bisnis dengan pemegang saham potensial dan membahas prospek pengembangan perbankan dan instrumen investasi syariah sebagai model layak untuk mendorong pertumbuhan ekonomi stabil.
ICD adalah organisasi multilateral dan anggota dari IDB. ICD berkomitmen mendukung pembangunan ekonomi dan mempromosikan pengembangan sektor swasta di negara-negara anggotanya melalui penyediaan fasilitas pembiayaan dan/atau investasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah. ICD juga memberikan saran kepada pemerintah dan organisasi swasta untuk mendorong pembentukan, perluasan dan modernisasi perusahaan swasta.