REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pemimpin Liga Arab, Nabil Elaraby, mendesak gerilyawan Syiah Lebanon, Hizbullah, menghentikan perjuangan mereka bersama pasukan pemerintah dalam perang saudara di Suriah. Seruan itu dilontarkan setelah dua roket menghantam satu distrik Muslim Syiah Beirut.
Serangan roket pada Minggu itu adalah serangan yang pertama sejak pecahnya konflik dua tahun di negara tetangga Suriah. Serangan tampaknya menargetkan Benteng Hizbullah di selatan ibu kota Lebanon
Pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, menyatakan bahwa para pejuang berkomitmen untuk melawan apa yang ia sebut gerilyawan Sunni garis keras di Suriah. Mereka siap berjuang berapapun biayanya.
Elaraby sangat mengutuk serangan pada Minggu. Dia juga menyayangkan bentrokan-bentrokan yang sedang berlangsung di kota utara Lebanon, Tripoli, antara faksi pendukung pihak yang berlawanan di Suriah.
Elaraby mendesak para pemimpin Hizbullah untuk mempertimbangkan kembali sikap mereka dan tidak terlibat dalam pembunuhan di Suriah. Dia menekankan bahwa satu-satunya cara untuk melindungi Lebanon adalah melindungi keutuhan internal Lebanon.
Aksi dukungan terhadap faksi-faksi yang bersitegang di Suriah telah meningkatkan ketegangan sektarian di Lebanon sendiri. Ketegangan yang telah menewaskan 25 orang pada pekan terakhir.