Senin 27 May 2013 13:40 WIB

Hilmi Jual Rumah ke Luthfi

Rep: Irfan Fitrat/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin (tengah) usai memenuhi panggilan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Selasa (14/5).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin (tengah) usai memenuhi panggilan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Selasa (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera, Hilmi Aminuddin, kembali menjalani pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (27/5).

Ia diperiksa terkait dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dalam kasus kuota impor daging sapi. Hilmi diperiksa sebagai saksi bagi tersangka mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq.

Ia sudah datang sekitar pukul 08.45 ke gedung KPK, Jakarta. Hilmi mengatakan sudah ditanya mengenai permasalahan dana dalam dugaan tindak pidana pencucian uang Luthfi.

Ia mengungkapkan mengenai penjualan rumah miliknya di Cipanas kepada Luthfi. "Penjualan rumah dari saya, tapi itu sudah lama. Sekitar 2000 berapa yah, 2006," kata dia, saat hendak meninggalkan gedung KPK, Jakarta.

Setelah berada di gedung KPK selama sekitar 3,5 jam, Hilmi memang tidak banyak berkomentar. Ia hanya mengungkapkan pemeriksaannya terkait dugaan TPPU Luthfi Hasan Ishaaq.

Hilmi mengatakan, pemeriksaan kali ini tidak ada kaitannya dengan tersangka lain dalam kasus kuota impor sapi ini, Ahmad Fathanah. "Tidak. (Ini) yang Pak Luthfi," kata dia.

Sebelumnya, pengacara Hilmi, Zainuddin Paru, mengatakan, kliennya datang untuk melengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) terkait dugaan TPPU Luthfi.

Hilmi juga diminta untuk menandatangani BAP. Hilmi diperiksa karena diduga mengetahui informasi mengenai kasus yang menyeret Luthfi dan orang dekatnya, Fathanah. "Sebelumnya kan mengenai TPK (tindak pidana korupsi). Sekarang TPPU-nya," ujar dia. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement