Selasa 28 May 2013 06:17 WIB

Muslim NTT Kesulitan Air Bersih, BWA Sediakan Truk Tangki Air

Truk Tangki Air untuk Muslim NTT
Foto: bwa
Truk Tangki Air untuk Muslim NTT

REPUBLIKA.CO.ID, Truk tangki air berkapasitas 5.000 liter untuk desa Muslim di NTT sudah dipesan Badan Wakaf Al Qur’an (BWA) pada kamis (16/5) lalu.

  

Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) truk tangki untuk merealisasikan proyek wakaf sarana air bersih di kecamatan Ile Ape, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah ditandatangani Manager Marketing Badan Wakaf Al-Quran (BWA) Hazairin Hasan dan diserahkan kepada Marketing PT Ciwangi Berlian Motors, Jakarta Selatan, Dewi Wulandari (16/5).

Truk tangki yang dipesan adalah jenis Mitsubitshi FE 73 dengan enam ban dan tangki berkapasitas lima ribu liter. Proses pembuatan dan pemasangan tangki, termasuk pengecatan direncanakan akan rampung dalam satu bulan. Setelah itu truk tangki di roadshowkan untuk fundraising wakaf di beberapa kota besar di pulau Jawa.

“Truk tangki ini akan diroadshowkan, dimulai dari Tangerang, Jakarta, Bekasi, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.” ujar Hazairin setelah menandatangani SPK.

Dari Surabaya truk tangki akan melanjutkan perjalanan ke NTT untuk membantu warga menyediakan air bersih di empat desa di kecamatan Ile Ape, NTT, yaitu desa Dulitukan, Palilolon, Kolipadang, dan Tagawiti.

Kopi Rasa Asin

Desa-desa yang penduduknya mayoritas muslim ini terletak di semenanjung pantai pulau Lembata, NTT. Mereka selama ini kesulitan mengakses air layak konsumsi. Pilihannya cuma dua, air rasa asin atau air berwarna coklat. 

“Sudah bertahun-tahun kami mengandalkan air asin yang berasal dari rembesan air laut,” ujar Arifudin Anwar, Partner Lapang BWA di NTT.

Air tersebut, tambahnya, selama ini digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk masak dan minum.

Agar layak konsumsi, warga biasanya melakukan teknik penyulingan sederhana yang jauh dari memadai. Wajar, jika segelas kopi pun masih terasa asin.

Adapun sumur air tawar yang terdapat di desa sekitar Ile Ape, airnya berwarna coklat dan terisi hanya saat musim hujan.  Sumur tersebut lebih mirip tampungan air hujan daripada sebuah sumber air. Bila musim kemarau tiba, rembesan air laut yang asin itulah kembali menjadi satu-satunya harapan.

Karena itu sejak April 2010 lalu, BWA melakukan survei Geolistrik bersama PT. Toha Driling untuk memastikan sumber air tanah yang ada disana.

Hasilnya, bahwa sampai lapisan akuifer di kedalaman + 100 M masih mengandung air asin atau payau. Sehingga tidak memungkinkan diperoleh air bersih sekalipun dilakukan pengeboran sumur dalam di sana.

Akhirnya, jalan yang ditempuh adalah dengan mengadakan Wakaf Truk Tangki Air. Untuk mengambil air dari bukit Waikomo Lewoleba yang berjarak sekitar 30 KM dari Kecamatan Ile Ape.

Mari berperan serta, semoga wakaf yang Anda tunaikan mendapat balasan berupa pahala yang mengalir seiring mengalirnya air bersih yang dinikmati dengan penuh rasa syukur oleh masyarakat Muslim Ile Ape, Nusa Tenggara Timur.

Klik disini untuk wakaf!

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement