REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sekitar seperempat dari total jumlah anak-anak di dunia berisiko tidak konsentrasi belajar di sekolah karena menderita kurang gizi kronis. Lembaga swadaya masyarakat Inggris, Save the Children mengatakan kurangnya nutrisi akan mengurangi kemampuan baca tulis anak.
Studi tersebut menemukan anak kurang gizi menderita kekacauan dalam pertumbuhan. Mereka tumbuh lebih kecil dan lemah. Otak mereka juga tidak dapat bekerja maksimal. Karena itu, Save the Children meneyrukan penyelesaian masalah kurang gizi harus menjadi prioritas pemimpin negara G8. Mereka akan bertemu di Irlandia Utara bulan depan.
Laporan lembaga tersebut merupakan hasil dari studi di Ethiopia, India, Peru, dan Vietnam. Studi tersebut melihat anak-anak usia 8 tahun yang kurang gizi, 19 persen dari mereka akan salah membaca kalimat sederhana.
"Kurang gizi akan mendorong kesulitan membaca dan menghitung di negara berkembang dan juga menjadi hambatan untuk mengatasi masalah kematian anak. Sekitar seperempat anak dunia menderita efek gizi buruk kronis, membuat jutaan anak berisiko mati muda," kata Kepala Eksekutif Save the Children, Jasmine Whitbread seperti dilansir BBC, Selasa (28/5).
Pemerintah Inggris membuat pertemuan khusus untuk nutrisi di London, Inggris, pada 8 Juni 2013 mendatang. Pertemuan itu diharapkan dapat mencari penyelesaian masalah ketahanan pangan dan pemenuhan kebutuhan negara Afrika.