Selasa 28 May 2013 22:37 WIB

Jumlah Perusahaan Swedia di Indonesia Meningkat

Perdana Menteri Swedia Fredrik Reinfeldt
Foto: Reuters
Perdana Menteri Swedia Fredrik Reinfeldt

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Perdana Menteri Swedia Fredrik Reinfeldt mengatakan kenaikan 50 persen jumlah perusahaan Swedia di Indonesia dalam dua tahun terakhir menunjukkan ketertarikan besar pengusaha Swedia pada pasar Indonesia yang dinamis.

"Saat saya berbicara dengan delegasi pengusaha Swedia ketika kami berkunjung ke Jakarta tahun lalu, saya merasakan semangat yang kuat dari mereka untuk berinvestasi di Indonesia," katanya dalam jumpa pers bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Perdana Menteri, Rosenbad, Stockholm, Selasa (28/5).

PM Swedia Fredrik Reinfeldt menyebut Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga yang memiliki pertumbuhan cukup fantastis yaitu enam persen per tahunnya.

Menurut dia, besaran nilai pertumbuhan itu membuka potensi perdagangan antara kedua negara apalagi mengingat pertumbuhan ekonomi di kawasan Eropa masih berada di kisaran satu persen.

Sementara itu, Presiden Yudhoyono mengundang para pelaku bisnis Swedia untuk melakukan investasi di Indonesia dan terbuka untuk membahas regulasi yang bermasalah.

"Saya mengundang pengusaha Swedia, bekerja sama dengan pengusaha Indonesia, untuk berinvestasi. Saya sampaikan kepada PM Fredrick Reinfeldt, jika ada masalah berkaitan dengan regulasi bisa kita bicarakan bersama," kata Presiden Yudhoyono.

Menurut Presiden Yudhoyono dalam lawatan PM Reinfeldt ke Jakarta, November 2012, kedua negara telah sepakat untuk meningkatkan kerja sama di lima bidang utama yaitu investasi, perdagangan, pendidikan, lingkungan hidup dan perubahan iklim, serta pariwisata.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement