REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Sebanyak 11.090 jiwa atau 2.982 kepala keluarga (KK) korban banjir di Kabupaten Gorontalo, 14 Mei 2013 lalu, masih menempati tempat pengungsian.
Bupati Gorontalo David Bobihoe Akib, Selasa (28/5), kembali mengunjungi korban banjir tersebut, mengatakan, bantuan seperti makanan, pakaian dan kebutuhan air minum, diharapkan mampu mengatasi derita masyarakat korban banjir untuk sementara ini.
Cuaca ekstrim berupa intensitas curah hujan yang sangat tinggi selama tiga pekan terakhir, menyebabkan bencana banjir di wilayah itu, diantaranya Kecamatan Telaga dan sekitarnya.
Pemerintah daerah (pemda) telah menyiapkan beberapa tenda termasuk gedung pemerintahan yang digunakan sebagai tempat pengungsian.
Disamping upaya pemda untuk segera melakukan perbaikan infrastruktur yang akan mengatasi banjir di daerah itu, seperti memperbaiki saluran air di sekitar wilayah rawan banjir. Termasuk menggencarkan kegiatan penanaman pohon di wilayah hutan kritis.
Bencana banjir di daerah itu membutuhkan penanganan secepatnya, sehingga pemda berupaya keras mengajukan permohonan anggaran kepada pemerintah pusat untuk penanggulangan bencana, yang kerap menimpa warga di pesisir Danau Limboto saat musim hujan melanda.
Data pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, jumlah korban banjir di Kecamatan Telaga Jaya sebanyak 2.764 jiwa atau 765 KK. Dimana 183 KK diantaranya, mendapatkan penanganan khusus dari pemda akibat pemukimannya dilanda banjir yang cukup parah.
Sedangkan korban banjir di Kecamatan Tilango, mencapai 2.217 KK, atau 532 jiwa, terdiri dari 12 balita dan 8 orang lansia yang masih tinggal di lokasi pengungsian.