REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Munculnya virus babi yang membunuh babi-babi muda meresahkan warga Amerika Serikat (AS). Hal ini kemudian memunculkan pertanyaan di kalangan masyarakat tentang perisai keamanan yang dirancang untuk melindungi pasokan pangan AS.
Virus babi yang tidak berbahaya bagi manusia tersebut sebelumnya pernah ditemukan di beberapa bagian Asia dan Eropa. Virus itu kini telah menyebar ke lima negara bagian AS. Namun demikian, tidak diketahui bagaimana virus tersebut bisa sampai di Amerika.
Seorang juru bicara Kementerian Pertanian dan Peternakan Amerika Serikat mengatakan, mereka sedang bekerja sama dengan lembaga negara dan pejabat industri daging babi untuk menemukan dari mana virus berasal.
Dalam beberapa tahun terakhir, telah ditemukan patogen berbahaya seperti H1N1, yang juga dikenal sebagai flu babi, dan bovine spongiform encephalopathy (BSE) atau penyakit sapi gila. Amerika Serikat dan negara-negara lain telah berusaha menjaga perbatasan nasional untuk melindungi terhadap epidemi peternakan.