Rabu 29 May 2013 11:36 WIB

Masjid di Inggris Redam Permusuhan dengan Sepak Bola, Teh, dan Biskuit

Rep: Nur Aini / Red: Djibril Muhammad
Muslim Inggris saat melaksanakan shalat Jumat di jalanan Kota London.
Foto: dailymail.co.uk
Muslim Inggris saat melaksanakan shalat Jumat di jalanan Kota London.

REPUBLIKA.CO.ID, YORK -- Masjid di York, Inggris memiliki cara ampuh untuk meredam kemarahan sentimen anti-Islam. Mereka dipuji karena melayani teh dan biskuit bagi pendukung Liga Pertahanan Inggris (EDL) yang ingin mengatur demonstrasi di masjid.

Cerita itu bermula saat sekitar enam orang muncul untuk memprotes masjid di Bull Lane, York, Ahad lalu. Namun, pihak masjid justru mengundang mereka masuk ke dalam kompleks masjid untuk bermain sepakbola dengan jamaah. Sekitar 100 jamaah datang ke masjid tersebut setelah mengetahui rencana demo EDL.

Uskup Agung York, John Sentamu mengatakan respon masjid tersebut sebagai hal yang fantastis. "Teh, biskuit, dan sepakbola merupakan hal luar biasa dan kombinasi di Yorkshire yang biasanya dapat meredam permusuhan dan pandangan ekstremis," ujarnya dikutip BBC.

Pastor Tim Jones yang pergi ke masjid Bull Lane tersebut mengatakan orang-orang di masjid merupakan warga yang cerdas dan penuh kasih sayang. "Saya pikir ini telah menunjukkan sejauh mana orang-orang itu memiliki keberanian baik fisik maupun moral," ujarnya.

Menurut dia, dunia bisa belajar dari apa yang terjadi di luar masjid tersebut. Sementara itu, anggota dewan Hull Road, Neil Barnes mengatakan kejadian tersebut merupakan momen yang membanggakan bagi York.

"Saya tidak akan pernah melupakan hari itu, Masjid York yang menangani kemarahan dan kebencian dengan kedamaian dan kehangatan," ujarnya.

"Dan, saya tidak akan melupakan melihat warga Muslim memberi teh dan biskuit bagi pengunjuk rasa dengan ketulusan," katanya lagi menambahkan.

Kekhawatiran atas demontrasi ada setelah EDL divisi Scarborugh di York memposting pesan di halaman Facebook yang menyerukan pendukungnya berkumpul di luar masjid.

"Kami kedatangan beberapa orang untuk memprotes tetapi ketika mereka datang, beberapa anggota masjid menemui dan mengobrol dengan mereka," ujarnya.

Kemudian, dia mengatakan beberapa orang membawa cangkir teh dan biskuit. "Mereka berbicara selama 30 atau 40 menit, kemudian mereka masuk, ini adalah hal yang benar-benar indah," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement