Rabu 29 May 2013 14:53 WIB

Pandangan Korsel Akan Kecantikan Jadi Penyebabnya (bag 3-habis)

Rep: Nur Aini/ Red: Mansyur Faqih
Iklan operasi rahang ganda di stasiun kereta bawah tanah di Seoul, Korea Selatan
Foto: AFP
Iklan operasi rahang ganda di stasiun kereta bawah tanah di Seoul, Korea Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Seorang dokter dari Masyarakat Ahli Bedah Plastik dan Rekonstruksi Korea Selatan mengatakan, prosedur operasi rahang ganda mulai tren empat tahun lalu. Alih-alih berhenti, tren itu malah terus meningkat karena pandangan soal kecantikan wanita di negara itu. 

Empat tahun lalu, klinik gigi mulai mempromosikan manfaat kosmetik dari prosedur operasi rahang ganda. Manfaat itu semakin populer sehingga ahli bedah plastik juga mulai menawarkan prosedur serupa. Dampaknya, biaya operasi jatuh dan semakin mudah diakses orang. 

"Jika kita melihat komplikasi, itu terutama karena banyaknya orang yang mendapatkan operasi meningkat pesat dalam waktu yang singkat," ujar dokter yang enggan menyebut namanya tersebut dikutip Arabnews.

Dia mengakui, operasi rahang ganda tersebut awalnya diciptakan untuk memperbaiki struktur gigi. "Tapi, anda tidak bisa menyalahkan seseorang yang mendapatkan hasil bagus setelah operasi, apalagi di Korea Selatan di mana kecantikan terutama bagi wanita, di atas segalanya," ungkapnya. 

Iklan di banyak tempat juga sangat provokatif. "Semua orang melakukannya kecuali Anda," tulis iklan di sebuah bus metro.

Seorang anggota parlemen Seoul pada Januari lalu mengusulkan penetapan batas usia minimum untuk operasi plastik. 

Meski demikian, profesor sosiologi di Universitas Korea, Lim In-Sook, mengatakan undang-undang tidak bisa mengatasi akar penyebab yang mendorong wanita mempertaruhkan kesehatan demi wajah cantik. 

"Ini adalah negara di mana laki-laki mendominasi, di mana wanita membutuhkan otak dan kecantikan, atau sering kecantikan dianggap lebih dari otak untuk mendapatkan pekerjaan, menikah, dan untuk bertahan hidup di semua aspek kehidupan," katanya. 

Operasi plastik, menurut Lim, menjadi cara lain bagi wanita untuk mendapatkan keunggulan di masyarakat yang persaingannya tinggi. 

"Jadi, setiap bagian tubuh kita menjadi objek keburukan. Hari ini rahang, tapi siapa yang tahu apa yang perlu kita perbaiki besok," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement