REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Kerusuhan yang melibatkan Muslim Swedia beberapa hari lalu memicu kekhawatiran umat Islam. Pasalnya, kelompok sayap kanan sangat mungkin memanfaatkan momentum ini.
"Sangat tragis. Ini tidak baik bagi kita sebagai imigran. Akan menjadi sulit bagi kita untuk tinggal di sini," komentar Rahimzadagan Abdolsaheb, 49, sopir taksi kelahiran Iran, Rabu (29/5). Rahimzadagan menilai akan lebih banyak serangan diskriminasi terhadap Muslim. "Saya kira demikian," tambahnya.
Beberapa hari lalu, Stockholm diguncang kerusuhan ketika polisi menewaskan pria berusia 69 tahun. Kerusuhan ini melibatkan ratusan orang dengan korban cedera tujuh polisi dan sejumlah mobil terbakar.
Pada saat bersamaan, sentimen anti-Islam tengah meninggi. Ini yang menjadi kekhawatiran besar Muslim terkait kondisi ini. Analis memperkirakan momentum ini akan dimanfaatkan dengan baik Partai Demokrat Swedia.
"Ini akan mengangkat kembali masalah integrasi di Swedia," ungkap Andreas Johansson Heino, ilmuwan politik. Analis lain percaya kebijakan suaka Swedia terus berjalan. Memang, selama itu akan ada tekanan terhadap kebijakan itu. "Sangat jelas, akan ada pengaruh terhadap imigrasi Swedia. Mereka telah memenuhi janjinya," katanya.