Rabu 29 May 2013 18:37 WIB

ARB Akan Dipasangkan dengan Tokoh Muda Militer?

Aburizal Bakrie
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Aburizal Bakrie

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Ricky Rachmadi menyatakan calon presiden Aburizal Bakrie (ARB) cocok berpasangan dengan tokoh muda atau dari kalangan militer sebagai calon wakil presidennya untuk Pemilu 2014.

Ricky di Jakarta, Rabu, mengatakan sosok Ketua Umum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie, yang telah ditetapkan sebagai calon presiden dalam Rapimnas Golkar di Bogor, pada 2012, dinilai memiliki kepantasan untuk dipasangkan dengan elemen muda atau berlatar belakang militer menuju Pilpres 2014.

Dua komponen itu dapat memenuhi harapan terhadap penataan regenerasi kepemimpinan nasional selain untuk penyerasian sipil-militer, katanya.

Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Bidang Hukum dan HAM itu menyatakan ARB merupakan calon presiden dengan kelayakan besar mengingat basis partai yang dipimpinnya tergolong kuat dan mengakar.

ARB dipandang pula sosok tepat untuk mengedepankan mandat kepemimpinan bangsa dari kalangan sipil, katanya. "Jadi, pilihan strategis untuk menempatkan pendamping ABR pada Pilpres 2014 adalah orang muda atau militer," kata Ricky.

Saat ini, katanya, mulai berkembang wacana nama-nama yang berasal unsur muda untuk menjadi bagian agenda kepemimpinan nasional, baik kader parpol atau di luar partai seperti Puan Maharani, Gita Wirjawan, Moh Jumhur Hidayat, Anies Baswedan, serta Yeni Wahid.

Sementara dari lingkungan militer sudah diperbincangkan antara lain mantan Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo.

"Tentu saja, nama-nama itu terbilang layak di tingkat nasional, dan sejauh dapat memenuhi kriteria saya kira akan sangat pantas dipertimbangkan sebagai cawapres pendamping ARB," ujarnya.

Ricky mengatakan pewacanaan untuk membangun momentum orang muda dalam turut memimpin bangsa pada 2014 tidak boleh berhenti.

Sedangkan terkait konteks figur militer, ia tidak begitu mengkhawatirkan karena keniscayaannya yang sulit dibantah, termasuk penerimaan pada sosok militer bersifat signifikan secara politik, akibat keperluan keseimbangan sipil-militer dalam kepemimpinan nasional.

Ia berharap kekuatan muda yang hendak ditampilkan menggalang poros elite dengan pimpinan parpol. Di luar itu, katanya, akar dukungan masyarakat luas tak boleh disederhanakan guna meningkatkan posisi tawar atas kelayakannya.

"Semangat regenerasi kepemimpinan bangsa terhadap kaum muda jelas akan didasarkan melalui aspek pengakuan publik, popularitas, kapabilitas, integritas, pengalaman berikut kiprah yang memadai," katanya.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement