REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memilih pemimpin tak sekedar berdasarkan popularitas. Menurut pengamat politik dari Universias Indonesia, Iberamsjah, rakyat Indonesia harus melihat rekam jejak calon pemimpinnya jika ingin keluar dari permasalahan kepemimpinan selama ini.
Salah satu cara untuk melihat rekam jejak calon pemimpinnya, kata dia, adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi. “Tidak sulit di era modern ini untuk memanfaatkan itu dan mempelajari rekam jejak sang calon, apakah memang layak untuk menjadi pemimpin,” ujarnya dalam pernyataan, Rabu (29/5).
Mengutamakan rekam jejak daripada popularitas, lanjutnya, bisa menghindarkan bangsa ini dari keterpurukan. ”Dulu ketika rezim orde baru dijatuhkan, masyarakat mengelu-elukan Megawati, Gus Dur, Amien Rais, tapi mereka juga tidak membawa perubahan berarti dalam reformasi. Pun ketika SBY naik. Kita butuh pemimpin yang berani dan tegas dengan track record yang bersih dari kasus,” tegasnya.
Ketokohan seseorang yang menjadi landasan elaktabilitas harus bisa diukur dari rekam jejak hidupnya selama ini. Media juga harus memilah-milah dan jangan mau dijadikan alat oleh lembaga-lembaga survei yang tidak independen mengarahkan seseorang yang menjadi klien mereka.
”Jadi media harus bisa memilah-milah juga dalam mengangkat popularitas seseorang.Semua tokoh-tokoh yang hadir itu yang menciptakan media, jadi media yang harus selektif. Lupakan saja jika ada lembaga suvei pesanan,” katanya.