REPUBLIKA.CO.ID, URUMQI -- Pemerintah Cina terus melakukan pendekatan terhadap etnis Uighur. Pendekatan ini dimaksudkan guna mengurangi ketegangan. Adapun pendekatan yang dilakukan berupa perintah terhadap pejabat Cina di Xianjiang, untuk mempelajari bahasa Uighur dan tradisi Islam.
"Mereka itu suka menari, menyanyi, dan menjadi tuan rumah yang baik ketimbang membuat masalah," kata salah seorang pejabat yang enggan disebutkan nama seperti dikutip Reuters, Rabu (29/5).
Secara terpisah, Deputi Gubernur Xianjiang, Shi Dagang, mengungkap selama satu dekade ia bekerja di Xianjiang tidak pernah ada pengawalan ketat maupun membawa senjata. "Ada saling menghormati antara etnis Han dan Uighur. Kami berteman," kata Shi.
Menurut Shi, etnis Uighur merupakan masyarakat yang sederhana, jujur dan menghormati tamu. "Saya berharap orang-orang tidak memiliki kesalahpahaman. Silakan pergi ke Xianjiang dan lihat sendiri," kata dia. Shi menolak warga Uighur terlibat dengan kelompok militan Asia Tengah dan Afganistan untuk mendirikan negara mereka. "Salah besar, ketika mereka dituduh ekstremis. Mereka tidak pernah ambil bagian dalam hal ini."
Itu sebabnya, lanjut Shi, Beijing tidak akan membiarkan Xianjiang memisahkan diri dari Cina dan terus menjaga kedamaian dan kehamornisan di Xianjiang. "Tidak mungkin kami akan melepaskan Xianjiang," kata dia.