REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Forum Bebas Bunga Bank India (IFIB) mengajukan memorandum kepada Menteri India untuk Urusan Eksternal, Salman Khurshid. Salman diminta memberi perhatian khusus terhadap harapan dan aspirasi dua juta penduduk India yang bekerja di Arab Saudi.
Warga India tersebut kesulitan menginvestasikan uang mereka di lembaga keuangan pilihan mereka. India memerlukan 500 miliar dolar AS untuk investasi infrastruktur lima tahun ke depan. India saat ini sedang mencari investasi Teluk. Negara itu tengah gencar mengadakan serangkaian pertemuan dengan Arab Saudi untuk mencapai keputusan dan memanfaatkan sektor yang belum dimaksimalkan hingga kini yaitu keuangan bebas bunga usaha.
Anggota Eksekutif IFIB, KTA Muneer mengatakan kondisi perekonomian dunia baru-baru ini mengalami krisis keuangan global terburuk. Untuk itu, dari banyak diskusi dan musyawarah, IFIB menyimpulkan sistem berbasis bunga mempersulit keuangan India. "Sistem alternatif perbankan etika (perbankan syariah) yang bebas bunga adalah obat krisis keuangan saat ini," ucap Muneer, seperti dikutip dari Two Circles.Net, Kamis (30/5).
Gubernur bank sentral, Reserve Bank of India (RBI), Subbarao baru-baru ini mengatakan RBI tidak akan menghalangi jika Pemerintah India memungkinkan pembentukan perbankan syariah. Beberapa faktor pertimbangan antara lain keuangan dan perbankan bebas bunga telah dilaksanakan di lebih dari 70 negara di seluruh dunia. Banyak bank di Barat juga telah membuka jendela perbankan syariah dan mampu memenuhi kebutuhan semua komunitas agama. Keberhasilan itu mendorong Pemerintah India mempertimbangkan persetujuan keuangan bebas bunga sebagai salah satu solusi masalah perekonomian India.
Tujuan mendasar dari sistem perbankan bebas bunga adalah menghilangkan eksploitasi peminjam. Ini mempertimbangkan pinjaman sebagai investasi dan mendistribusikan risiko investasi antara pengguna dan pemasok dana.
Muneer mengatakan perbankan bebas bunga akan menjadi alat penting untuk mencapai pembangunan dan pertumbuhan sektor perbankan India. Pertimbangan lainnya adalah partisipasi asing dalam proyek-proyek infrastruktur berskala besar dan partisipasi aktif 20 persen warga India yang tinggal di dalam dan luar negeri di bidang perbankan dan kegiatan keuangan.
Pembiayaan etis didasarkan pada pendekatan berbagi yang akan membantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan Usaha Kecil dan Mengengah (UKM). Perbankan bebas bunga membantu masyarakat berpartisipasi aktif dalam kegiatan keuangan serta realisasi potensi yang mendasari pertumbuhan dan profitabilitas melalui layanan perbankan. "Kami percaya perbankan dan keuangan bebas bunga mempunyai perlindungan, bukan spekulasi dan pengambilan risiko berlebihan yang menjadi alasan runtuhnya ekonomi global," ujar Muneer.
Para ekspatriat India di Arab Saudi merupakan kekuatan potensial dalam perbankan dan keuangan bebas bunga. Jika diberi arah tepat berinvestasi, India akan mampu meraih volume dana besar yang dapat diubah menjadi area produktif positif untuk mengubah kondisi jutaan orang miskin dan tertindas. "Ini juga akan meningkatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) bangsa kita," ujar Anggota Eksekutif IFIB lainnya, Amir Ali PM.
Dia mengatakan dalam memorandum, IFIB meminta menteri berkunjung dan membuka jendela di bank-bank komersial untuk memfasilitasi ekspatriat India dalam berinvestasi. "Kami ingin memperkenalkan produk-produk seperti pembiayaan mikro, skema angsuran perumahan dan kendaraan, serta pembiayaan usaha industri dan pertanian," katanya. Menurutnya hal itu dapat membantu kolam tabungan non penduduk India terutama dari negara-negara Teluk dan berkontribusi pada pengembangan bangsa lebih cepat.
Presiden Bank Pembangunan Islam (IDB), Ahmed Mohammed Ali berjanji menawarkan jasa IDB untuk merumuskan dan mengakomodasi keuangan dan perbankan syariah di India, seperti yang dilakukan IDB di beberapa negara non Organisasi Kerjasama Islam atau OKI (dahulu Organisasi Konferensi Islam). "Kami percaya RBI akan memperkenalkan jendela keuangan dan investasi bebas bunga yang didasarkan sistem bagi hasil," ucapnya dalam Seminar Haji di New Delhi beberapa waktu lalu.