Jumat 31 May 2013 00:35 WIB

AS: Pembangunan Permukiman Israel Kontraproduktif

Warga Palestina memprotes pemukiman Israel
Foto: AP/Majdi Mohammed
Warga Palestina memprotes pemukiman Israel

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, mengatakan langkah Israel untuk melanjutkan pembangunan permukiman di Yerusalem Timur sebagai langkah yang kontraproduktif dengan upaya-upaya untuk mencapai kesepakatan damai dengan Palestina.

Pernyataan tersebut dilontarkannya sebagai tanggapan terhadap laporan bahwa Israel sedang berencana membangun lebih dari 1.000 rumah di permukiman baru di Yerusalem Timur. 

"Seperti yang telah dikatakan presiden (Barack Obama, red), Israel harus mengakui bahwa kegiatan pembangunan permukiman yang terus berlangsung merupakan hal yang kontra-produktif bagi upaya perdamaian dan bahwa negara independen Palestina harus berdiri secara layak dengan batas-batas (wilayah) yang sesungguhnya yang harus ditentukan," ujar Jen.

"Sikap AS terhadap pembangunan permukiman jelas tidak berubah: kami tidak menerima keabsahan kegiatan permukiman Israel yang terus dilakukan, yang akan merusak upaya-upaya perdamaian dan akan bertentangan dengan komitmen serta kewajiban-kewajiban Israel sendiri."

Danny Seidemann, direktur organisasi pengawas praktek permukiman di Yerusalem, Terrestrial Jerusalem, mengatakan bahwa kontrak-kontrak telah ditandatangani bagi pembangunan 300 rumah di Ramot sementara 797 kavling rumah lainnya di Gilo akan ditawarkan untuk dijual.

Kedua permukiman ini berada di sebagian besar Kota Suci bagian Arab yang diduduki Israel dalam Perang Enam Hari tahun 1967 dan kemudian dicaplok melalui langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

Saeb Erakat, juru runding senior Palestina, memperingatkan bahwa rencana pembangunan permukiman itu "menghancurkan" upaya-upaya yang sedang dijalankan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry untuk menghidupkan kembali proses perdamaian.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement