Jumat 31 May 2013 08:54 WIB
Rep: Agung Sasongko/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, HONOLULU--Perkembangan Islam di Hawaii, AS, tidak terlepas dari peranan para imigran. Mereka datang lebih dari seabad yang lalu.
Dari sekian banyak imigran ada satu nama yang memainkan peranan penting yakni pria kelahiran Cina, namanya Haji Saad Abdul Rahim Shih Ming Wang. Setelah itu, Islam terus berkembang di Hawaii. Tepat pada tahun 1960-an, organisasi Muslim berdiri di Hawaii, yakni Muslim Assosiation of Hawaii.
Melalui organisasi ini, Islamic Center Hawaii berdiri. Tak seperti Islamic Center pada umumnya, masjid itu tak memiliki corak Islam sama sekali. Maklum, masjid tersebut hanyalah bangunan mewah yang disulap menjadi masjid.
Di masjid inilah, kaum Muslimin berkumpul untuk melaksanakan ibadah. Tiap Sabtu malam, masjid menggelar acara potluck yang merupakan tradisi kumpul-kumpul ala warga Barat. Potluck berarti acara silaturahim sambil membawa makanan masing-masing.
Jumlah Muslim di Hawaii memang terus bertambah. Jumlahnya semakin banyak justru pascatragedi penghancuran gedung World Trade Centre (WTC) pada 11 September 2001. Kini, Hawaii adalah tempat tinggal bagi sekitar tiga ribu orang Muslim. Hawaii pun dinilai sebagai tempat yang paling nyaman bagi Muslim dibandingkan negara bagian AS lainnya.
Puncak dakwah Islam di Hawaii sampai pada pengaku terhadap hari besar Islam. Muslim Hawaii menjadikan hari hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah sebagai hari besarnya. Melalui hari besar ini, umat Islam mengubah citranya di tengah masyarakat Hawaii.
Yang menarik, tidak hanya kalangan Muslim saja yang merayakannya. Warga non-Muslim juga ambil bagian.