REPUBLIKA.CO.ID, MAKHACHKALA -- Tersangka bom Boston Dzokhar Tsarnaev (19 tahun) cukup pulih dari lukanya sehingga kuat untuk berjalan. Bahkan, ia telah berbicara dengan ibunya, Zubeidat Tsarnaea, melalui sambungan telepon pekan lalu.
Ini merupakan percakapan mereka yang pertama sejak ditangkap FBI. Kepada sang ibu, ia menyatakan tak bersalah.
Zubeidat menjelaskan, sang anak berbicara mengenai kesehatannya yang semakin membaik. Juga mengenai dokter yang menanganinya dengan baik. Namun, ia mengaku tengah mencoba untuk memahami apa yang sedang terjadi.
"Dia tidak menahan emosinya, seakan dia hendak berteriak ke seluruh dunia: Apa ini? Apa yang terjadi," ujar Zubeidat kepada AP.
Ia merasa Dzokhar merasa diperlakukan tidak adil dengan melihat apa yang menimpanya dan sang kakak, Tamerlan Tsarnaev (26). Ia pun tetap membela keluarganya dan menganggap mereka tidak bersalah.
Pada 15 April lalu, bom meledak dan membunuh tiga orang serta melukai 260 lainnya. Diduga sebagai pelaku, Tamerlan pun tewas dalam adu tembak dengan kepolisian. Sementara Dzokhar tetap di rumah sakit penjara karena terluka parah.