Jumat 31 May 2013 17:51 WIB

PKS: Kasus LHI Perkuat Semangat Kader

Luthfi Hasan Ishaaq
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Luthfi Hasan Ishaaq

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PKS, Indra mengklaim, kasus dugaan korupsi yang menimpa mantan presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq tidak membuat kinerja dan semangat kader partai mengendur. Justru kasus tersebut membuat kecepatan kerja partai dan konsolidasi kader semakin cepat dan menguat.

"Ibaratnya sebelum kejadian yang menimpa LHI (Luthfi Hasan Ishaaq) kecepatan organisasi kami 60 kilometer per jam, setelah kejadian itu menjadi 100 kilometer per jam. Prahara ini buat kader semakin solid dan militan, konsolidasi terjadi percepatan dari pusat hingga daerah," kata Indra di Jakarta, Jumat (31/5)..

Ia mengatakan, saat ini publik sudah cerdas dalam melihat kondisi yang dialami PKS, karena sudah tahu antara fakta dan operasi politik. Indra menekankan,  publik tidak akan lupa apa yang sudah dilakukan PKS bagi masyarakat, sehingga mereka akan memilih partai tersebut.

"Publik tidak akan lupa bahwa kami konsisten dalam penegakkan hukum, bersih, antikorupsi, dan ketika terjadi bencana menjadi partai terdepan memberikan bantuan. Program yang kami lakukan tidak hanya menjelang pemilu tetapi dilakukan setiap saat," ujarnya.

Sebelumnya survei Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) menyebut, elektabilitas Partai Golkar sebesar 13,2 persen dan PDI Perjuangan 12,7 persen. Di bawah dua parpol itu, berurutan Partai Gerindra 7,3 persen, Partai Demokrat 7,1 persen, Partai Amanat Nasional 4 persen, Partai Kebangkitan Bangsa 3,5 persen.

Selanjutnya, PKS sebesar 2,7 persen, Partai Persatuan Pembangunan 2,2 persen, Partai Hanura 2,2 persen, Partai Nasdem 1,3 persen, Partai Bulan Bintang 0,4 persen, dan di urutan terakhir Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 0,2 persen.

Survei tersebut dilakukan secara tatap muka dengan jumlah responden 1.635 orang yang berada di 31 provinsi pada 9-16 April 2013. Warga Papua dan Papua Barat tidak disurvei lantaran situasi yang tidak kondusif.

Di dalam survei tersebut tingkat kesalahan atau margin of error sebesar 2,42 persen. Seperti survei selama ini, sebanyak 40,5 persen responden belum menentukan pilihan dan 2,7 persen golput.

Survei Lembaga Klimatologi Politik juga menyebutkan masih terpuruknya elektabilitas partai berbasis massa umat Islam dan tokoh-tokohnya. Hal itu semenjak meninggalnya Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan hilangnya Amin Rais dari peredaran politik nasional, sehingga partai berbasis Islam dan tokohnya tidak diperhitungkan lagi.

PKS, PAN, PKB, PPP dan PBB masih menghuni papan bawah tingkat elektabilitas. PKS yang menargetkan posisi tiga besar pada pemilu 2014, dalam survei itu berada di posisi ketujuh dengan perolehan 5,1 persen suara responden. Setelah PKS, kemudian diikuti partai Islam lainnya secara berturut-turut yakni PAN (4,6 persen), PKB (4,4 persen), PPP (3,9 persen), dan PBB (0,9 persen).

Krisis kepemimpinan, kapasitas ketua umum partai Islam baru di level manajerial belum menjadi penggalang solidaritas atau solidarity maker bagi umat Islam. Tokoh itu tidak memiliki kapasitas sebagai pendulang suara atau vote getter dalam pemilu sehingga membutuhkan artis.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement