REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai persiapan untuk penyelenggaraan haji telah dilakukan, baik persiapan di dalam negeri maupun di tanah suci.
Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Anggito Abimanyu, menyatakan persiapan yang dilakukan sudah final. “Nanti di 17 September kloter pertama bisa berangkat,” ujarnya dalam sambungan telepon pada Republika, Jumat (31/5).
Ia memaparkan, persiapan penyelenggaraan haji untuk tahun ini sudah baik, lebih baik dibandingkan tahun lalu. Untuk masalah paspor, pemerintah Arab Saudi memang memberikan batasan visa bagi para jamaah, namun itu untuk jamaah umroh. Sedangkan untuk jamaah haji, tidak ada masalah.
Pemondokan dan penyediaan makanan pun dipersiapkan jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, agar jamaah haji bisa fokus melakukan ibadah. Terlebih, mereka akan tinggal selama sekitar 20 hari di Arab Saudi.
Begitu juga penyediaan sarana kesehatan bagi jamaah haji. Sebelum berangkat, jamaah haji harus mengantongi surat lulus kesehatan dari KKP setempat, disuntik virus meningitis karena statusnya wajib, dan bisa meminta virus flu, untuk disuntikkan ke lengan satunya lagi.
Perbedaan lain dalam penyelenggaraan haji tahun-tahun sebelumnya, adalah jadwal pelunasan BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji). Anggito menyatakan sengaja melakukan pelunasan BPIH ini jauh-jauh hari sebelum kloter haji pertama berangkat agar bisa melakukan persiapan penyelenggaraan haji lebih baik lagi.
Sebelum jamaah haji berangkat di bulan September tersebut, ia mengingatkan kepada para calon jamaah haji agar melunasi BPIH mereka. “Paling lambat 12 Juni harus sudah dilunasi semua,” ujarnya.
Hal ini menurutnya berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2013 tentang Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Tahun 1434H/2013M. Sedangkan waktu pelunasan BPIH atau ongkos naik haji bagi jamaah yang telah memperoleh porsi berangkat haji tahun ini ditetapkan mulai 22 Mei sampai dengan 12 Juni 2013.