REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Peristiwa pembunuhan terhadap Tito Refra Kei (44), adik John Kei, di Perumahan Taman Titian Indah, Kelurahan Kalibaru, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (31/5) malam, mengejutkan warga sekitar.
"Saya mendengar ada suara ledakan dua kali, 'kirain' motor meledak," ujar Ipeh (44) warga yang tinggal di sekitar lokasi kejadian, Sabtu.
Menurut dia, peristiwa itu kali pertama diketahui dirinya yang berprofesi sebagai penjual bensin eceran saat sedang melayani pembeli sekira pukul 20.30 WIB.
Sesaat setelah mendengar ledakan, Ipeh langsung melakukan pengecekan ke sumber suara yang berjarak sekitar 50 meter dari kiosnya.
"Saat saya cek, ternyata lokasinya ada di warung kopi Pak Ratim (70) yang ada di RT03 RW11. Orang-orang bilang, itu suara letusan pistol," katanya.
Menurut dia, jenazah yang pertama kali dilihat adalah tubuh korban Ratim yang tergeletak bersimbah darah di samping warung kopinya yang berukuran 6x15 meter.
"Terus saya juga lihat ada sejumlah orang yang sedang mengangkat tubuh Tito untuk dibawa ke Rumah Sakit Ananda," ujarnya.
Ipeh mengaku terkejut dengan kabar tewasnya Tito dalam kejadian tersebut.
"Yang saya tahu, dia orangnya baik dan suka beli bensin saya untuk motornya trailnya," katanya.
Saksi lainnya, Asih (51), mengaku sempat mendengar kabar bahwa para pelaku melarikan diri ke arah utara sesaat setelah menembak korban Ratim dan Tito.
"Suara letusannya saya kira petasan. Yang saya dengar ada dua kali suara letusan," katanya.
Menurut dia, Tito dan sejumlah rekannya memang dikenal warga sekitar sebagai sosok yang ramah dan gemar berkomunikasi dengan masyarakat.
Asih mengaku sering mendapati Tito dan rekannya bermain kartu di warung kopi tersebut untuk menghilangkan stres setelah lelah bekerja.
"Mereka tidak pernah berjudi kalau main kartu, hanya iseng saja membuang stres," katanya.
Selain bermain kartu, kata dia, Tito juga gemar bermain bola di sekitar lapangan dekat rumahnya bersama warga.
"Saya juga pernah lihat dia bermain bola dengan akrab bersama warga," katanya.