REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Polisi saat ini masih memeriksa empat saksi penembakan Tito Kei.
Kepala Kepolisian Resort Bekasi Kota (Kapolresta) Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Priyo Widiyanto mengatakan, dari hasil olah tempat kejadian perkara sementara pelaku diduga kuat menggunakan senjata api jenis FN.
"Dari hasil olah TKP, ditemukan selongsong peluru. Biasanya, yang bisa mengeluarkan selongsong adalah senjata jenis FN. Akan tetapi, kami akan laksanakan uji balistik untuk membuktikannya," kata dia kepada Republika, Sabtu (1/6).
Dia menambahkan, pelaku kemungkinan besar melakukan aksinya dari jarak dekat. "Dugaan sementara, pelaku menembakan pistolnya dari jarak tiga meter ke arah korbannya," ungkapnya.
Menurut Priyo, saat ini Polres Bekasi Kota masih memeriksa saksi-saksi yang melihat langsung saat kejadian penembakan tersebut.
"Polres saat ini tengah memeriksa sedikitnya empat orang saksi mata terkait dengan kasus pembunuhan Tito Kei (44), adik John Kei, Jumat (31/5/2013) malam. Keempat saksi tersebut adalah tiga rekan Tito, yakni Hans, Petrus, dan Gerry, serta satu putri pemilik warung kopi yang juga tewas Ratim (70)," jelasnya.
Dia menambahkan, sementara ini diduga kuat hanya satu orang pelaku dalam kejadian ini. “Eksekutor penembakan berjumlah satu orang yang berjalan kaki dari arah belakang warung menuju lokasi kawanan Tito yang sedang bermain kartu di meja kayu depan warung," ujarnya.
Dia mengatakan, pelaku yang tidak diketahui identitas dan ciri fisiknya itu pertama kali menembakan pelurunya ke arah korban Tito dari arah mata kanan tembus di bawah telinga belakang. Pada tembakan kedua, diarahkan ke dada pemilik warung Ratim hingga keduanya tersungkur bersimbah darah.
Dia memaparkan, masih kesulitan mendapatkan sketsa mengenai pelaku tersebut. Keterangan para saksi masih belum dapat mendeskripsikan secara jelas ihwal pelaku penembak misterius tersebut.
"Keterangan saksi kurang dapat mendeskripsikan ciri pelaku karena mereka fokus menyelamatkan korban dan sebagian berlindung dari tembakan," ujarnya.