Sabtu 01 Jun 2013 21:01 WIB

Pemerintah Harus Jujur Soal Angka Kemiskinan

Rep: Ira Sasmita/ Red: Mansyur Faqih
Pembagian bantuan langsung tunai (BLT) bagi masyarakat miskin (ilustrasi).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Pembagian bantuan langsung tunai (BLT) bagi masyarakat miskin (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menambahkan, pemerintah harus jujur terkait angka kemiskinan. Pemerintah tidak boleh menggunakan asumsi dalam memberikan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM).   

Apalagi, angka kemiskinan bisa diukur dengan hitungan yang valid. "Harus dipastikan angka terakhirnya berapa. Karena pergeseran penduduk miskin itu tidak bisa hanya sebatas asumsi," ungkapnya di Jakarta, Sabtu (1/6).

Anggota Komisi XI dari Fraksi Partai Demokrat, Vera Febhyanthy mengatakan, pemerintah pasti akan menggunakan data dari BPS. Menurutnya, kompensasi BLSM tidak mungkin ditawarkan pemerintah tanpa data yang jelas.

Untuk menghindari kisruh seperti terjadi saat pembagian BLT, menurutnya pemerintah akan menggunakan sistem pembagian BLSM dengan kartu gesek. Penerima cukup menggunakan kartu tersebut tanpa harus berdesakan dan manipulasi oleh pihak tertentu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement