Ahad 02 Jun 2013 17:42 WIB

HTI Mengajak Rakyat Indonesia Kembali pada Islam

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Heri Ruslan
Hizbut Tahrir Indonesia
Foto: Antara
Hizbut Tahrir Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Muktamar yang digelar di Gelora Bung Karno, Ahad (2/6), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mengajak semua rakyat Indonesia kepada Islam.

Acara yang dihadiri sekitar 106 ribu orang itu HTI bertujuan untuk mengokohkan kembali visi dan misi memperjuangkan kehidupan masyarakat Islam melalui Khilafah.  Dalam acara itu HTI juga mengundang sekitar 400 tokoh nasional dari kalangan politisi, akademisi kampus, ulama, dan pengusaha.

 ‘’Ada tiga isu besar yang kami angkat dalam Muktamar ini, yakni Demokrasi, Nasionalisme, dan Separatisme,’’ kata Juru Bicara HTI, Muhammad Ismail Yusanto. HTI menolak Demokrasi dalam titik kedaulatan rakyat sebagai penentu hukum karena sumber hukum hanya dari Alquran dan Sunnah.

Selain itu, HTI juga menolak nasionalisme sempit yang diartikan sebagai kebanggan terhadap bangsa sendiri. Karena hal itu akan mengurangi tauhid di mana seseorang tak lagi mengabdi untuk Allah SWT. Selajutnya, HTI melihat ummat Islam yang kini terpecah dalam negara-negara kecil hanya akan semakin terpecah dengan adanya separatisme.

 Walaupun Ismail mengakui organisasinya adalah partai politik, namun ia menegaskan Muktamar ini tidak berkaitan dengan pesta politik pemilihan umum (pemilu) 2014 dan HTI tidak akan ambil bagian.

HTI tidak pernah menghimbau anggotanya untuk golput. Memilih adalah hak. HTI hanya menginginatkan bahwa setiap tindakan akan dimintai tanggungjawab di hadapan Allah SWT. ‘’Pilih atau tidak, itu keputusan pribadi,’’ kata Ismail.

‘’ Tentu kami memiliki cara untuk meraih tujuan kami,’’ kata Ismail.  HTI melakukan pembinaan dan pengkaderan intensif. Mereka juga memiliki program yang memunkinkan terjalinnya intekasi sosial dengan masyarakat. Cara ini dinilai sebagai politik praktis yang sebenarnya. Ia menyebutkan misalanya dengan aksi penolakan kenaikan harga BBM dan turut mengawasi RUU Ormas.

‘’ Jika hingga sekarang kami belum terlibat dalam perlemen, itu lebih karena kami menghindari kompromi-kompromi dalam proses penenutuan hukum. Hukum Islam tidak selaikanya dikompromikan karena sumber hukum hanya dari al-Qur’an dan Hadits yang tidak lagi bisa dibantah-bantah,’’ kata Ismail.

HTI percaya pada dasarnya semua ormas Islam memiliki kesamaan tujuan. ‘’Jika pun ada perbedaan yang membuat kami tak bisa dalam satu kapal yang sama, itu adalah hal biasa. Oleh karena itu, Khilafah bisa diperjuangkan oleh siapa saja dan tidak ada masalah tentang itu,’’ kata Ismail.

Disinggung tentang parpol Islam yang berjuang dalam parlemen, ia hanya mengatakan itu pilihan masing-masing. Kepada mereka ia hanya bepersan berpesan untu memegang teguh Islam dan menjalankan dengan kesungguhan. ‘’Sehingga tidak ada tudingan bahwa Islam sebagai komiditas politik,’’ kata Ismail.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement